Saat ini masih pukul 4 pagi, namun Jenan sudah bolak-balik kamar mandi untuk mengeluarkan cairan bening dari mulutnya.
Hoekkk
Hoeekkk
Rose membuka matanya lebar-lebar begitu mendengar suara Jenan kembali muntah. Ya, selama 3 bulan terakhir suami tercintanya harus menanggung hal yang biasa dirasakan oleh para ibu hamil, yaitu morning sickness.
Tanpa mengumpulkan seluruh nyawanya, Rose langsung menghampiri Jenan yang duduk tergeletak di lantai kamar mandi dekat closet.
Hoekkkk
Rose memijat leher Jenan ketika lelakinya terus memuntahkan angin. Tidak ada lagi yang bisa Jenan keluarkan dari perutnya.
"Aku balurin pake minyak angin yuk mas, buka bajunya," pinta Rose sembari menuntun Jenan yang berjalan keluar dari kamar mandi dengan lunglai dan lelaki itu langsung duduk bersandar di kepala ranjang.
Sementara Jenan membuka bajunya , Rose mulai mencari minyak angin yang entah disimpan dimana. Terkadang wanita itu menyimpan barang terlalu rapi, sampai tidak ingat keberadaan barang tersebut saat sedang diperlukan.
"Aku balurin dada dan perutnya yaa," ujar Rose sembari mengoleskan dan memijit pelan dada dan bagian roti sobeknya yang begitu menggiurkan. Jenan hanya mengangguk lemas.
"Sayang, sekalian pijitin aku dong," pinta Jenan dengan suara lirih.
"Apanya yang mau dipijit?" tanya Rose sedikit menggoda, sesekali tangannya masuk ke dalam celana boxer Jenan untuk mengoleskan minyak angin di bagian perut bawah sang suami.
"Badan aku," jawab Jenan tanpa merespon sentuhan nakal Rose. Lelaki itu sedang tidak dalam kondisi hati yang bagus untuk berpikir ke arah sana.
"Oh kirain yang lain. Aku panggilin tukang pijit aja ya nanti? Biar pijitannya lebih enak di badan kamu," tawar Rose yang tangannya masih bermain di roti sobek isi 8 milik Jenan.
Jenan menggeleng, "maunya dipijit sama kamu sekarang juga, pake tangan kamu."
Rose tersenyum malas dan langsung mencari minyak gosok di laci meja riasnya, "mau dipijit sambil duduk atau tiduran?"
"Duduk aja by," ujar Jenan sembari mengambil sebuah bantal lalu memeluk bantal tersebut dan menyangganya di dagu.
Rose pun menuruti apa yang diinginkan oleh Jenan. Ia mulai membalurkan minyak gosok ke seluruh tubuh bagian belakang Jenan serta menekan-nekan punggung lebar sang suami secara melingkar.
"Ssshhhh, ahh enak sayang disituuu...." desah Jenan yang merasa puas dengan pijatan Rose.
"Disini?" tanya Rose sembari memijat bagian punggung tengah lalu ke bawah pinggang dengan menekan ibu jarinya yang menurun hingga pinggang.
"Iyaa sshh, jangan pindah dulu sayang, enakk—aahh," pinta Jenan sembari mendesah keenakkan.
Rose hanya terkekeh ketika mendengar desahan yang keluar dari bibir sang suami. Padahal cuma punggung dan pinggangnya yang dipijat, tapi desahannya Jenan bagaikan miliknya yang dipijat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Jenandra | Rosekook
Fanfiction[M] Kumpulan kisah keseharian Roselyn yang merupakan seorang ibu dari para bayi kecilnya serta bayi besarnya, alias Ayah Jenan.