Rose membuka matanya secara perlahan, menyadari bahwa tubuhnya yang berbalut kostum kelinci seksi tengah dipeluk erat dari belakang oleh Jenan.
Sebelah tangan kokoh suaminya itu melingkar di perutnya, dan sebelahnya lagi menyanggah kepalanya. Entah bagaimana hal itu bisa terjadi, hanya Jenan yang tahu.
"Nghhh, mas, bangun! Pindahin remot tv yang ada di bokong aku," keluh Rose. Wanita itu terus menyikut perut Jenan.
"Mana ada remot di kasur sih by, tv aja ngga nyala dari semalem," ucap Jenan dengan suara yang serak, ia masih menyembunyikan wajahnya di punggung Rose.
Rose membelalakan matanya, tersadar bahwa benda keras yang menempel di bokongnya itu bukan sebuah remot, melainkan kejantanan suaminya yang menegang.
"Mesum!" seru Rose sembari melepaskan tangan suaminya yang melingkar di perutnya, dan ternyata berhasil. Jenan pun langsung berbalik badan memunggungi wanitanya, lanjut tidur.
Hari ini dan besok merupakan jadwal libur mama Hera. Sehingga beliau tidak keberatan untuk mengasuh Alvendra, demi keharmonisan hubungan sang anak dan menantunya.
Walaupun begitu Rose tetap tahu diri, ia langsung beranjak dari kasur untuk mandi dan berpakaian. Masih berfokus rencananya, Rose mengenakan tanktop hitam dan hotpants pendek berwarna biru dongker untuk menggoda Jenan.
Saat ini sudah pukul setengah 8 pagi, namun Jenan masih belum terbangun dari tidurnya. Rose menghampiri suaminya yang masih meringkuk selimutan, dan duduk di sisi ranjang.
"Mas, bangun! Kamu ngga berangkat ke kantor lagi?" Rose berusaha membangunkan Jenan sembari menggoyang-goyangkan tubuh lelakinya.
Jenan hanya meregangkan tubuhnya, ia masih enggan untuk membuka mata.
Rose menghela napas dengan kasar, kembali menggoyangkan tubuh atletis suaminya. Kali ini dengan sedikit menambah tekanan di setiap goyangannya.
"Dalam hitungan ketiga kalo kamu masih ngga bangun, aku ngga bakal kasih jatah sebulan," ancam Rose yang mulai bangun dari duduknya.
"Satuu..."
"Duaa..."
"Tig...."
"Nhgggg, i-iya iya sayang," Jenan kembali meregangkan tubuhnya sembari mengucek matanya.
Ketika ia berhasil membuka matanya dan memandangi Rose yang sudah mandi, ia melanjutkan ucapannya, "aku udah bangun—wooahh!"
Jenan begitu terpesona dengan pemandangan yang saat ini tersaji di hadapannya. Rose sangat jarang mengenakan pakaian kurang bahan seperti ini, membuat Jenan keheranan dan juga senang.
"Kerja! kasian karyawanmu ngga didatengin bosnya selama berhari-hari," ujar Rose yang hendak keluar dari kamarnya, ia ingin mengambil baby Al di kamar mama Hera.
"Aku masih mau libur, hari ini aku mau ngabisin waktu sama kamu aja, kelonan," rengek Jenan mengerutkan bibirnya.
Rose menghentikkan langkahnya di depan pintu sembari menoleh ke Jenan, "ngga bisa. Nanti sore aku ada janji sama Jefri, mau nonton manusia laba-laba di Pondok Indah Mall."
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Jenandra | Rosekook
Fanfiction[M] Kumpulan kisah keseharian Roselyn yang merupakan seorang ibu dari para bayi kecilnya serta bayi besarnya, alias Ayah Jenan.