17; super puas

1.7K 212 61
                                    

Rose yang telah mandi sedang membakar tuna untuk isian sandwich di atas teflon, tiba-tiba ada tangan kekar yang melingkar di perutnya dan menciumi ceruk lehernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rose yang telah mandi sedang membakar tuna untuk isian sandwich di atas teflon, tiba-tiba ada tangan kekar yang melingkar di perutnya dan menciumi ceruk lehernya.

"Bunda wangi banget, bikin aku ngga bisa lepas aja deh," Jenan semakin mengeratkan pelukan hangatnya ke tubuh Rose.

"Ayah! Pake dulu dong bajunya, jangan jalan-jalan keliling rumah handukkan doang!" seru Rose.

Ketika dipeluk dari belakang oleh Jenan, Rose merasakan bahunya dingin dan basah akibat rambut suaminya. Bokongnya pun menempel dengan milik Jenan yang hanya tertutupi dengan sehelai handuk.

"Mumpung mbok Surti ke pasar dan sus Sari belum dateng, bunda," Jenan mencium puncak kepala Rose dan menghujani pipi istrinya dengan seribu kecupan basah. Aroma papermint dari hembusan napas Jenan menyeruak menelusuri rongga hidung Rose.

Setelah mematikan kompor, Rose langsung memutar tubuhnya hingga mereka pun saling berhadapan.

"Sshhh, sana ih pake baju dulu, abis itu sarapan deh. Aku ngga mau roti sobekku ini diliat sama cewe lain," balas Rose dengan nada kecewa sembari menyentuh perut Jenan yang penuh otot.

Jenan pun terkekeh dan mencuri sebuah ciuman di bibir Rose, "okey siap laksanakan, bundaku sayangg!"

Jenan menongolkan kepalanya dari balik pintu kamar saat Rose sedang menyiapkan sandwich yang akan disantap oleh Jenan di atas meja makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jenan menongolkan kepalanya dari balik pintu kamar saat Rose sedang menyiapkan sandwich yang akan disantap oleh Jenan di atas meja makan.

"Bun, kamu liat pasangan kaos kakiku yang warna putih ngga? aku cuma nemu sebelah doang," ucap Jenan dengan sedikit berteriak.

"Kumpulan kaos kaki kamu ada di laci putih samping meja rias aku, pokoknya laci ketiga dari atas," Rose pun berteriak sembari memasukkan bekal Jenan ke dalam tas tahan panas.

"Dimana ya?" Jenan kembali berteriak dari dalam kamar.

Rose berdecak kesal dan bergegas menghampiri suaminya. Ia membuka laci nomor tiga dan langsung menemukan kaos kaki yang Jenan butuhkan.

"Ini apa? Hah? Kaos tangan?" tanya Rose dengan menunjukkan sepasang kaos kaki putih Jenan tepat di depan wajah suaminya itu.

Jenan pun membela diri, "udah aku cari disitu loh, tapi ngga ketemu!"

Keluarga Jenandra | RosekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang