20; suara laknat ❤️

2.7K 195 38
                                    

⚠️Mature Content⚠️

⚠️Mature Content⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang perawat yang berbeda dari sebelumnya, membawakan sarapan ke kamar rawat inap Rose dan meletakkannya di overbed table

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang perawat yang berbeda dari sebelumnya, membawakan sarapan ke kamar rawat inap Rose dan meletakkannya di overbed table. Mata perawat itu melirik ke arah kasur agak lama.

"Se-selamat pagi, ini sarapan untuk ibu Roselyn, dan beberapa obat serta vitamin yang harus diminum," ujar perawat tersebut dengan tergagap.

Rose menahan tawa saat menyadari bahwa perawat tersebut salah fokus ke bagian bawah Jenan yang begitu menonjol. Ah, memang sangat sulit bagi orang-orang untuk mengabaikan pemandangan itu.

"Makasih ya, sus," Rose tersenyum ramah dengan tangan kirinya yang sibuk menarik selimut untuk menutupi bagian tubuh suaminya itu.

"Kalau perlu bantuan, silahkan tekan tombol darurat saja ya bu," ujar perawat tersebut sebelum meninggalkan ruangan.

Jenan masih belum terbangun dari tidurnya. Inilah salah satu kekurangan Jenan. Walaupun begitu, Rose dapat menerimanya. Sebab tidak ada manusia yang sempurna, setiap orang memiliki kekurangannya masing-masing. Alangkah indahnya jika kita fokus melihat kelebihan yang ada pada pasangan kita dan tidak terus membahas kekurangannya.

Rose pun mengeluarkan jurus andalannya, namun kali ini sedikit lebih liar. Tangan kirinya yang bebas infusan menyusup ke dalam celana Jenan. Ia mulai mengurut pelan milik suaminya yang mengeras itu.

"Punyanya udah bangun, tapi yang punya masih tidorrr!" celoteh Rose di sela-sela aktivitasnya.

"Hnghhhh," dalam sepersekian detik, napas Jenan mulai tidak teratur ketika merasakan gelenyar yang menjalar di seluruh tubuhnya.

"Aaahh enak, jangan berenti by!"

Alih-alih membuka matanya, Jenan malah mengadahkan kepalanya ke langit-langit, dibarengi dengan desahan ketika Rose aktif memainkan bagian kepala miliknya yang sensitif.

Rose mendadak menyudahi permainan itu dan langsung mengeluarkan tangannya dari balik celana Jenan, "aku mau makan dulu, abis itu minum obat deh biar cepet sembuh."

Jenan pun menjerit kecewa, ia protes kepada sang istri yang sebenarnya hanya berniat untuk menggodanya saja, "ah, sayang, tanggung jawab dong udah bikin aku makin sesek!"

Keluarga Jenandra | RosekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang