Rose's pov
"Mbak Rose, mas Jenan. Bangun! Sudah pagi nanti rezekinya dipatok ayam."
Suara teriakan dan gedoran pintu yang kencang dari mbok Surti, berhasil membangunkan ku dari tidur yang nyenyak.
Aku meregangkan tubuhku yang sakit semua ini. Semalam Jenan dan baby Al benar-benar tidak memperbolehkanku untuk tidur.
Mataku melebar saat melirik jam dinding yang berada tepat di hadapanku telah menunjukkan pukul 7 pagi.
"Sayang, bangun! Udah jam 7, kamu ngga kerja?" Aku terus menggoyang-goyangkan tubuh Jenan. Ia hanya melenguh dan tetap merapatkan kedua matanya.
"Bangun sayang, nanti telat!" seruku dengan menepuk-nepuk paha Jenan yang sangat keras.
"Aku mau libur aja ah hari ini, ngga ada agenda penting kok. Ayo kita lanjut tidur," jawabnya dengan suara yang serak sembari memelukku erat.
"Bangun mas, mbak! Saya mau minta uang belanja buat minggu ini," ucap mbok Surti yang menganggap kami belum terbangun.
"Sayang, tolong dong kamu kasih amplop yang di atas laci ke mbok Surti," ujarku yang menggoyang-goyangkan tubuh Jenan kembali.
"Ngghhh, kamu aja yangg, mataku masih lengket banget nih!" seru Jenan tanpa sedikitpun mencoba membuka matanya.
"Engga ah, kamu aja yang kasih, badan aku sakit semua ini gara-gara kamu ganas banget semalem!"
Ketika aku berseru seperti itu, ia langsung bangun dari tidurnya dan mengambil sebuah amplop.
Jenan memutar kunci ke kiri dan langsung membuka pintu kamar kami. Dengan mata menyipit, lelaki yang baru tidur jam 5 pagi itu langsung memberikan amplop yang ia pegang ke mbok Surti.
Mbok Surti langsung menerima amplop tebal tersebut, "ngantuk amat mas? abis ngeronda ya?"
Jenan hanya mengangguk tanpa menelaah perkataan yang diucapkan mbok Surti kepadanya, membuat asisten rumah tangganya itu pergi dari hadapannya dengan cengengesan.
Hingga lelaki itu berjalan menuju kasur. Ia pun kembali merebahkan tubuhnya di sampingku.
"Sayang, semalem aku puas banget," Jenan mulai menggelendotiku yang tidur membelakanginya.
"Kamu bikin aku kecanduan!" lanjutnya yang dibarengi oleh kecupan basah di punggung hingga leherku yang masih tidak berbusana. Demi apa dari mode mengantuk bisa berubah secepat kilat menjadi mode on.
***
Jenan bisa saja seharian berada di kasur, namun aku tidak begitu. Aku harus mandi pagi , membuat sarapan, dan mengurus baby Al sesuai jadwal rutinitas.
Saat ini sudah pukul 9 pagi, Aku baru saja selesai mengolesi minyak telon di beberapa bagian tubuh baby Al. Hingga pikiran jahil pun melintas di kepalaku.
Aku mengolesi minyak telon yang masih menempel di telunjukku ke hidung dan rambut Jenan. Anehnya lelaki itu tidak kunjung terbangun, hanya mengucek hidungnya yang diolesi minyak telon olehku.
Kamar tidur kami dihiasi oleh tawaku yang sangat puas mengerjai Jenan. Hingga mbok Surti mengetuk pintu kamarku.
"Mba Rose, kesini deh!" seru mbok Surti yang memanggilku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Jenandra | Rosekook
Fanfiction[M] Kumpulan kisah keseharian Roselyn yang merupakan seorang ibu dari para bayi kecilnya serta bayi besarnya, alias Ayah Jenan.