Chapter 30

813 124 23
                                    

“Selamat malam, sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Selamat malam, sayang.
Sama sepertiku, meski tak mimpi indah.
Aku menemanimu melewati setiap mimpi buruk.
Sampai jumpa esok pagi.
Ada yang ingin kukatakan.
Tapi...harus mulai dari mana?
Jadi lupakan saja.
Cukup berbagi, lalui satu hari lagi bersama.

🍁🍁🍁🍁
Belum tidur. Pikir Jaehyun. Ia tahu dari deru napas yang tidak begitu teratur seperti biasa. Disekitar matanya juga terbentuk kerutan, seolah kedua kelopak itu hanya dipaksa terpejam. Tidak apa-apa, ia memutuskan agar pengakuannya tidak berakhir sia-sia malam ini.

"Apa kau tau?” Ia mengucapkan setiap katanya dengan penuh perasaan, “aku merasa kehilanganmu.”

Benar, dugaannya. Perempuan itu mengerjap. Dalam hitungan detik dia sudah bangun mengusap wajah. Posisi mereka yang berhadapan membuat Jaehyun dapat melihat jelas mata bengkaknya. Tentu saja, dia habis menangis.

Mereka saling bersitatap. Dan... sempat-sempatnya ia terperdaya oleh mata sayu perempuan itu. Akibatnya ia harus berdeham dulu sebelum berkata dengan serak, "Tolong beri aku...satu kesempatan lagi."

Diantara kening Chaeyoung berkerut halus seolah tengah berpikir keras. Atau mungkin kenyataannya dia hanya sedang melamun? Berpikir ini hanya mimpi. Karena Jaehyun cukup lama menunggu sampai dia akhirnya mencicit parau, "Kesempatan?"

Refleks ia mengangguk dan menggenggam jemari kurus itu selembut mungkin, "Beri aku satu kesempatan, aku akan memperbaiki semuanya."

Dia menggeser wajahnya seinci lebih dekat, "Kenapa baru sekarang?"

Suara itu terlalu rapuh sampai membuatnya tidak tega. Mungkin harusnya ia tidak menyakan itu sekarang. Jaehyun membasahi bibir. Sementara perempuan dihadapannya menarik napas dalam. Memejamkan mata rapat-rapat selama beberapa saat. Ia mengenali gerak-gerik itu. Dia sedang berusaha mengenyahkan banyak hal dari benaknya. Dan menyaksikan itu memicu rasa nyeri tersendiri didadanya, seakan ikut membuatnya menderita. Saat mata sembab Chaeyoung terbuka lagi 一 ada gelengan halus menyertai, "Sudah terlambat."

Ia menelan ludah, kasar. Senyap.

"Tidak apa-apa." katanya mencoba tegar. "Kumohon jangan menangis lagi. Hemm?" Ia menunduk, mengusap linangan air mata yang mulai menetes dipipi gadis itu dengan hati-hati sebelum bangkit berdiri. Saat ini ia juga butuh waktu untuk sendiri.

Ketika berada diambang pintu, nyaris saja Jaehyun berbalik, ingin berlutut dan memohon-mohon sekali lagi pada Chaeyoung agar mempertimbangkan permintaannya. Tapi itu tidak ada gunanya sekarang.

Beberapa hari perempuan itu di pack selatan, akhirnya membawa perubahan pada hubungan mereka.   Padahal sampai sore tadi, Jaehyun masih yakin betapa tidak terjangkaunya dia, meski sedang berada dekat dengannya. Dia terasa lebih asing dari seseorang yang bukan mate.

Innocent Moon 🌙 (JAEROSÉ, CHANROSÉ, 97 Line)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang