Lanjutan chapter sebelumnya...
🍁🍁🍁🍁
Chaeyoung sudah menghubungi penghuni main house meminta agar seseorang datang menjemputnya. Tapi ia tidak menyangka yang datang adalah Jungkook. Beruntung sebelumnya Chaeyoung sudah melemparkan isyarat bahwa ia akan membawa seorang rogue. Jadi Beta itu tidak perlu kaget dan mengeluarkan aura permusuhan.Jungkook menarik lengannya. "Apa yang kau lakukan hah?" Desis sang Beta di telinganya.
Chaeyoung mengabaikan. "Kami pamit dulu. Anjingku butuh pengobatan secepatnya. Sepertinya dia sekarat gara-gara kalian." Perempuan itu memilih berpamitan dengan beberapa warga kampung, tidak lupa menyindir.
Beberapa orang membantu Jungkook menggotong serigala yang berukuran tidak seperti anjing normal masuk ke mobil. Ternyata orang-orang kampung sudah sangat mengenal Beta itu. Jadi tidak begitu sulit saat meminta bantuan.
"Apa yang kau lakukan disana?" Tanya Jungkook saat mereka sudah di dalam mobil. Dan orang-orang tadi sudah pergi. "Kenapa kau membawanya? Kau tidak tau dia itu rogue?"
"Aku tau. Bisakah kau tidak banyak tanya dulu. Cepat jalan. Dia sudah sangat kesakitan." Tandasnya.
Laki-laki itu akhirnya menyalakan mesin mobil meski dengan rahang mengeras. Chaeyoung tidak tau saja ia akan mendapat omelan yang lebih parah nanti. Dan itu datang dari sang Alpha.
"Kenapa kau yang datang? Kau tidak ada kerjaan lain?" tanya perempuan itu sinis.
Jungkook berdehem sebelum mulai berbicara. "Aku datang ke rumahmu tadi. Tapi kau tidak ada. Kebetulan saat Eunbi menerima telponmu aku ada disana." Eunbi adalah salah satu omega yang membantu di main house.
"Ada apa?" Tanya Chaeyoung pendek.
"Oh itu, aku hanya ingin menanyakan apa kau bisa ikut ke Capitol bersamaku besok? Karena..."
"Jaehyun menyuruhmu menanyakan itu?" Selanya cepat dan tajam. "Kenapa kau selalu menurutinya? Dia bukan alphamu."
"Memang bukan. Tapi dia sahabatku. Aku akan membantunya kapanpun dia butuhkan." Laki-laki itu menoleh, tersenyum.
"Duffer." Chaeyoung melipat tangan di depan dada. Suasana hatinya bertambah buruk.
"Apa?" Beta itu mengernyit.
"Duffer!"
"Kau mengataiku?"
Chaeyoung tidak menjawab. Mobil mereka sudah terparkir di depan medical center pack. Ia dengan gerakan cepat keluar dari mobil di susul Jungkook. Rogue itu harus secepatnya mendapat perawatan.
****
Chaeyoung terpaksa harus menghadapi kemarahan sang Alpha yang tidak lain adalah kakaknya sendiri. Sehun. Selain mewarisi kedudukan Alpha, kakaknya itu juga mewarisi banyak hal. Termasuk wajah tampannya yang menurun dari sang ayah. Guratan wajahnya tegas, matanya jernih dan dia dianugrahi tubuh tinggi tegap yang dapat menyempurnakan image Alpha yang melekat pada dirinya."Apa yang kau pikirkan? Kau tidak dengar yang aku katakan?" sang alpha berbalik tidak lupa mengeluarkan Alpha tone-nya . Chaeyoung tersentak dari lamunan.
"Kau tau terlalu banyak keputusan yang kau ambil tanpa mempertimbangkan pendapatku terlebih dulu. Atau sekedar menanyakan pendapat dari penghuni pack lain. Kau harus ingat kalau kehidupan kita disini berbeda dengan kehidupan bebasmu diluar sana."
"Aku sudah cukup bersabar dengan tingkahmu. Kau pulang dan berdiam diri di rumah seolah-olah kau bukan bagian dari pack. Aku tidak keberatan. Tapi tiba-tiba kau mengacaukan ritual warga desa, terang-terangan mengakui seekor serigala sebagai hewan peliharaanmu. Apa kau tidak tahu kalau mereka sudah menaruh curiga pada kita sejak dulu? Dan sekarang kau dengan suka rela membuktikan pada mereka bahwa memang ada yang tidak beres disini?" Alpha itu mengusap dahinya kebas.
Chaeyoung hanya bisa menelan ludah. Tidak mampu berkata-kata apalagi membela diri sekarang.
"Apa tujuanmu membawa rogue itu masuk ke pack kita?" tanya Alpha itu mengintimidasi dan penuh curiga. "Kau masih cukup waras kan? Atau kau besar kepala karena ramalan penyihir itu? Merasa dirimu istimewa dan mampu menangani apapun?"
Chaeyoung mengenal kakaknya sebagai sosok yang dewasa dan bijaksana selama ini. Terutama dari cerita-cerita ibu mereka saat ia jauh dari pack. Tapi kini baginya ia hanya menyaksikan sesosok pemimpin yang sanggup berbicara dengan sinis dan sedingin itu padanya. Sok berkuasa.
"Pernah melihat badai es, Alpha?"
"Apa maksudmu bertanya seperti itu?"
"Aku pernah sekali. Badai es menerjangku saat melakukan pendakian di gunung Denali, Alaska. Dingin dan membekukan saraf-saraf. Sampai aku tidak bisa mengingat kehangatan-kehangatan yang pernah aku rasakan." Chaeyoung bergidik ngeri. Ia terpaksa mengenang kembali pendakian paling ekstrim yang ia lakukan tahun lalu. Pengalaman yang luar biasa. Meski ia tidak berhasil sampai ke puncak. Hanya ada tiga temannya yang berhasil. walaupun salah satu dari mereka harus merelakan satu telinganya untuk diamputasi setelah pendakian tersebut. Cukup mengenaskan. Dia mengalami forstbite. Keadaan dimana bagian tubuh membeku menyebabkan jaringan mati. Sehingga tindakan amputasi tidak bisa dihindarkan jika tidak ingin bagian tubuh yang rusak menginfeksi bagian tubuh lain. Tapi pada sebagian kasus, forsbite bisa ditangani dengan melakukan pencangkokan kulit. Sayang tindakan itu tidak berhasil pada temannya.
"Tadi saat kau marah. Kau mengingatkanku pada badai es itu. Aku tidak bisa melihat sisa-sisa kehangatan dalam dirimu lagi."
Sehun menatapnya dengan mulut setengah terbuka, ingin menyangkal tapi urung. Chaeyoung dengan perasaan kecewa dan terluka berbalik. Ternyata tanpa mereka sadari ada seseorang yang turut mendengarkan perselisihan mereka.
Wanita paruh baya itu menunjukkan raut wajah sedih. "Chaeyoung-ah..."
.
.
.🍁🍁🍁🍁
October, 25th 2020
Daisy <walkingindaisy@gmail.com>Vote dan Comment, readers :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Moon 🌙 (JAEROSÉ, CHANROSÉ, 97 Line)
Fanfic"Aku, Jung Jaehyun dari pack selatan merejectmu sebagai mate-ku, Park Chaeyoung." Park Chaeyoung seorang gadis berdarah half-wolf, terpaksa bergabung kembali ke dalam pack setelah bertahun-tahun mengasingkan diri. Namun diam-diam ia masih menyimpan...