Chapter 18

632 131 13
                                    

🍁🍁🍁🍁Entah sudah berapa lama Chaeyoung menghabiskan waktu di ayunan, menatap tidak fokus pada daun-daun maple berwarna kuning dan coklat yang berguguran deras disapuh angin membuat pepohonan di pack hampir gundul semua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁🍁
Entah sudah berapa lama Chaeyoung menghabiskan waktu di ayunan, menatap tidak fokus pada daun-daun maple berwarna kuning dan coklat yang berguguran deras disapuh angin membuat pepohonan di pack hampir gundul semua. Sejak diberi tahu tentang keterlibatannya  diturnamen babak kedua nanti, perempuan itu kehilangan minat melakukan apapun. Bahkan untuk satu-satunya agenda yang tidak pernah ia lewatkan sebelumnya, tidur. Seharian ia hanya duduk melamun ditemani helaan-helaan napas panjang.

Ini seperti karma karena sering kali mengolok Jaehyun sebagai seorang pecundang yang tidak punya nyali. Tapi lihatlah, seperti kata Alpha itu kemarin, ia sudah gemetar ketakutan hanya karena mendengar hutan sakral. Dan bisa-bisanya ia mengiyakan bersedia terjun dalam turnamen tanpa perhitungan apapun.

Stupid!

Jangan salahkan dirimu, ini semua karena Alpha itu memang sengaja menjebakmu.

Jung Jaehyun brengsek! Brengsek, brengsek!

Dan kenapa otaknya tidak bisa berfungsi dengan baik disaat waktunya memikirkan siasat sebelum pertarungan antara Luna berlangsung? Apa saja yang penting ia tidak tampil mempermalukan diri sendiri atau bahkan berakhir mati konyol di hutan. Mungkin sebaiknya ia ikut melakukan latihan bersama warrior pack? Tapi ia pasti akan ditertawai. Ahh, buang jauh-jauh rasa gengsimu itu Park Chaeyoung.

"Sampai kapan kau mau duduk disitu seperti tunawisma yang tidak punya rumah dan kerjaan?" sindir beta Jungkook yang datang menghampirinya.

Chaeyoung meliriknya tanpa minat untuk mendebat. Sadar betul tampilannya memang terlihat berantakan, mata merah karena kurang tidur dan rambut acak-acakan.
"Ada apa?" tanyanya cuek.

"Kita harus latihan sekarang."

"Latihan untuk apa? Supaya aku tidak berakhir jadi santapan nenek sihir atau jadi daging cincang produksi Luna Krystal begitu?"

Beta Jungkook menatapnya malas, seolah tidak berniat mendengar celotehnya. “Bukan!” sahutnya. “Kau lupa Alpha Sehun menyuruhmu melatih kemampuanmu itu."

"Oh, itu." Rupanya Alpha Sehun masih bersikukuh bahwa ia dapat mengendalikan pikiran. Tapi daripada menolak terang-terangan dan berakhir mendapat omelan-omelan sadis kakaknya, lebih baik menurut saja. Paling tidak kalau dugaan kakaknya ternyata benar, maka kemampuan itu bisa digunakannya sebagai senjata diturnamen nanti. Ahh benar juga! Kenapa tidak terpikirkan oleh Chaeyoung? Pasti akan menyenangkan bisa melumpuhkan Luna Krystal hanya dengan mengendalikan pikirannya. Ha-ha-ha

Chaeyoung menjulurkan tangannya panjang-panjang bermaksud agar Jungkook membantunya bangkit, "Dimana kita akan latihan?" tanyanya mendadak antusias.

"Di lapangan," jawab laki-laki itu singkat agak heran tapi tetap menariknya agar menjauhi ayunan.

"Banyak warrior disana, mereka akan melihatku," protes Chaeyoung keberatan setelah berhasil menyeimbangkan tubuhnya yang oleng akibat tarikan penuh tenaga Beta itu.

Innocent Moon 🌙 (JAEROSÉ, CHANROSÉ, 97 Line)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang