Masih lanjutan dari chapter sebelumnya. Anggap aja bonus, karena terlalu pendek 😂
🍁🍁🍁🍁
Jam dinding berdentang sepuluh kali. Tepat pukul tujuh malam. Ia dan Alpha Jaehyun sudah duduk di ruang makan itu sejak sepuluh menit lalu menunggu ibu sang penguasa datang. Mereka belum saling bicara. Chaeyoung masih sangat kesal dengan makhluk di dekatnya. Dan ia sadar betul makhluk itu sudah menatapnya lamat-lamat sejak tadi.
“Wajahmu akan berkerut dan jadi tua dalam semalam jika terus-terusan memasang ekspresi seperti itu.” Tiba-tiba saja Alpha Jaehyun memecah keheningan diantara mereka.
Ia mengangkat alis tinggi-tinggi kemudian melemparkan tatapan tidak terimanya, “Apa yang salah dengan ekspresiku?” Sialan, dia berani mengejekku TUA sekarang? Jadi, dari tadi dia sibuk mengamatiku hanya untuk menjatuhkanku? Chaeyoung lanjut menggerutu dalam hati.
“Kau mau tau bagaimana wajahmu akhir-akhir ini?” tanyanya tidak butuh jawaban. “Seperti ini.”
Lalu dia segera membuat-buat ekspresinya. Sepasang kening tebalnya dibikin berkerut hampir menyatu, tidak lupa dengan matanya yang memicing sinis dan keseluruhan wajahnya ditekuk secara paksa.
"Mana mungkin aku sejelek itu.”
"Kenyataannya begitu.” balasnya santai.
Rasa kesal Chaeyoung bertambah dua kali lipat. Diam-diam ia berharap bisa merobek mulut kurang ajar itu atau paling tidak menancapkan garpu yang ada di atas meja ke sepasang mata yang sepertinya sudah rabun dini dihadapannya.
“Dan kau tidak perlu tegang. Ibuku tidak akan memakanmu, omong-omong."
"Siapa yang tegang, omong-omong?"
"Oh, Chaeyoung-ah!" Suara seruan seseorang menginterupsi perdebatan singkat Tom and Jerry itu.
Seorang wanita paruh baya dengan tampilan yang sangat anggun berkelas menghampiri mereka dengan sorot mata berbinar. Itu ibu si Alpha Selatan ini sekaligus seseorang yang menjabat sebagai salah satu dewan penasehat di Capitol. Sebelum Chaeyoung sempat berdiri wanita itu sudah berada disampingnya, menyentuh puncak kepalanya dan membelai surai pirangnya halus. "Kau sudah pulang nak, selamat datang kembali di rumah ini."
Chaeyoung mengangkat wajah dan mengupayakan seulas senyum tulus meski terasa getir. Ia mendorong kecil kursinya dan bangkit.
"Maafkan kami atas semua kejadian di masa lalu itu." Rupanya wanita yang pernah ia anggap seperti ibunya sendiri itu memilih to the point. Ibu Alpha itu kini membelai wajahnya lewat jari-jemarinya yang lentik dan permukaan kulitnya yang selembut beledu. "Sungguh tidak ada yang menginginkan kejadian itu."
Tentu saja ada, anakmu. Itu semua atas kehendaknya. Chaeyoung tidak bisa menghentikan monolog dikepalanya.
Dia memberikan sebuah pelukan hangat, "Maaf sekali lagi nak." Permintaan maaf yang terdengar tulus itu kembali mencubit hati Chaeyoung. Namun ia belum menemukan satupun kalimat untuk membalas ucapan itu. Karena ia tidak pandai bersilat lidah. Alih-alih menenangkannya dengan berkata: Tidak apa-apa, aku baik baik saja. Aku sudah melupakan semuanya. Chaeyoung bisa saja menghamburkan uneg-unegnya: Permisi, aku belum sepenuhnya pulih. Tapi anakmu ini dengan sengaja menaburi perasan lemon di atas luka lamaku yang masih basah. Jadinya ya, semakin perih dan meradang.
Tapi ia tidak mungkin menyampaikan pikirannya itu secara gamblang dan lantang. Setidaknya jika masih mau dianggap anak baik. Bukannya membuat ibu Alpha itu nantinya malah bersyukur karena anak kesayangannya pernah mencampakan gadis pembangkang dan tidak sopan seperti dirinya. Jangan sampai terjadi.
“Omma! Kurasa dia sedang memakimu di dalam hati.”
Shut up, dumber!
Chaeyoung mengancam Alpha di depannya tanpa suara sambil membuat gerakan dramatis seolah mengiris leher dengan jempolnya.
.
.
.🍁🍁🍁🍁
November, 28th 2020
Daisy <walkingindaisy@gmail.com>Jangan lupa Vote atau Comment :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Moon 🌙 (JAEROSÉ, CHANROSÉ, 97 Line)
Fanfic"Aku, Jung Jaehyun dari pack selatan merejectmu sebagai mate-ku, Park Chaeyoung." Park Chaeyoung seorang gadis berdarah half-wolf, terpaksa bergabung kembali ke dalam pack setelah bertahun-tahun mengasingkan diri. Namun diam-diam ia masih menyimpan...