Trauma

10.2K 797 29
                                    

El membuka pintu rumahnya dengan perlahan, ia sungguh berharap kakak-kakaknya tidak ada yang tau kalau dia dari luar, tapi sepertinya keberuntungan sedang tidak berpihak pada El. Sesaat setelah dia membuka pintu rumahnya, ia dapat melihat keempat kakaknya yang sedang duduk diruang tamu dan sedang menatapnya tajam.

El meneguk ludahnya, ia benar-benar sangat takut sekarang. Ia seperti sedang ditatap oleh empat singa lapar yang siap untuk menerkam mangsanya. Tapi ia berusaha tenang. El menarik nafasnya lalu berjalan mendekat kearah para kakaknya.

"Sudah puas bermain-main nya baby" tanya Gerald sambil berjalan mendekat kearah El

El tidak menjawab, mulutnya seakan-akan kaku, saking takut dan gugupnya ia.

"APA KAU TIDAK PUNYA MULUT UNTUK MENJAWAB HAH?" ujar Gerald sambil mencengkram dagu El kuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"APA KAU TIDAK PUNYA MULUT UNTUK MENJAWAB HAH?" ujar Gerald sambil mencengkram dagu El kuat.

El meringis, tapi ia masih tidak bicara apa-apa, ia bingung harus mengatakan apa pada para kakaknya ini.

"Arkhhh sakit kakak maaf hiks" ujar El karena tiba-tiba David datang dan langsung menjambak rambut El.

Bukannya melepaskan jambakan tersebut, David malah makin mengeraskan nya.

"Hiks ma-maaf kak hiks" ujar El lagi memohon sambil berusaha melepaskan tangan kakaknya itu dari rambutnya.

David melepaskan kasar jambakannya dan langsung mendorong El, hingga El terjatuh dan dada nya membentur sedikit ujung meja ruang tamu hingga El sedikit mengeluarkan darah segar dari mulutnya.

Eric yang sedari tadi diam, berjalan kearah El, ia melihat kaki El yang terluka lalu menekan luka tersebut hingga mengeluarkan darah kembali.

"AKHHH, am-amppun kkak " ujar El lirih

"Maaf, maafin El" ujar nya lagi sambil menyatukan tangannya didepan dada.

"Baiklah kakak akan memaafkan mu tapi kau harus tetap mendapatkan hukuman bukan?" Ujar Eric sambil menyeringai

"Bukan begitu Adrian" sambung Eric lagi lalu beralih menatap adiknya yang masih duduk di sofa.

"Kau benar kakak" ujar Adrian lalu berjalan kearah El dan langsung menarik tangan El agar mengikuti nya.

El bingung ia tidak tahu Adrian akan membawanya kemana. Tidak lama mereka sampai di depan sebuah kamar, Adrian membuka pintu kamar tersebut dan langsung mendorong El masuk ke kamar tersebut. Kamar itu sangat kotor terbukti dengan banyaknya nya debu dan sarang laba-laba yang ada disana, kamar itu juga gelap sangat gelap malahan karena tidak ada akses cahaya untuk masuk.

"Nikmati hukuman mu baby" ujar Adrian lalu mengunci pintu kamar tersebut.

"KAK BUKA PINTUNYA"

"EL TAKUT KAK HIKS"

"KAK ADRIAN BUKA PINTUNYA"

El berusaha membuka kamar tersebut tapi ia tidak bisa, El berteriak-teriak agar Adrian mau membuka pintu kamar tersebut tapi hasilnya nihil.

Samuel (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang