Aku benci pada mereka yang tiba-tiba masuk ke kehidupan ku dan mengekang ku dengan banyak aturan.
Tapi bagiku aturan ada untuk di Langgar
"Samuel kamu Samuel kan??
Kakak sangat merindukanmu El" ucap seorang pemuda yang berumur sedikit lebih tua dari...
Saat ini Eric dan Doni berada di satu mobil yang sama di mana Doni sedang menyetir. Sebenarnya Eric yakin pasti adiknya itu marah karena menunggu dirinya terlalu lama, tapi apa boleh buat urusan kantor nya benar-benar tidak bisa ditunda.
Eric berencana untuk membawa El pergi ke pusat pembelanjaan sebentar sebelum pulang, hitung-hitung untuk menebus kesalahannya karena sudah telat untuk menjemput adiknya itu.
Tapi sesampainya disana Eric tidak melihat El di gerbang, ia berpikir mungkin adiknya itu menunggu dirinya di dalam sekolah, tanpa pikir panjang Eric langsung masuk kedalam sekolah tersebut dan langsung menuju kelas adik nya, tetapi El tidak ada di dalam kelas, ia menyuruh Doni untuk mengecek apakah El ada di toilet sedang ia mengecek di kantin. Tapi hasil nihil ia tidak menemukan El dimana-mana.
Eric panik ia takut terjadi apa-apa pada El, jadi Eric langsung bergegas untuk menuju ke mobil tapi sebelum masuk kedalam mobil, Eric melihat El sedang memeluk seorang pria, dan yang membuat dia marah pria itu adalah Bara.
Flashback off
"Samuel Nugraha Pratama" suara Eric terdengar
El bergetar mendengar suara Eric, dengan cepat ia melepaskan pelukannya pada Bara dan langsung membalikkan badannya untuk melihat Eric.
Eric yang merasa marah langsung menarik tangan El, dan memanggil Doni untuk membawa El ke mobil.
"Don, bawa El ke mobil" ujar Eric datar
"Dan baby tunggu hukuman mu" ujar Eric membisikkan nya di telinga El.
Setelah El masuk ke mobil, Eric berjalan menuju ke arah Bara dengan aura dingin.
"Bukankah sudah kubilang untuk jangan menemui adik ku lagi" ujar Eric datar
"Maaf kan saya, saya benar-benar tidak menduga jika saya akan bertemu dengan El disini" jawab Bara sambil meremat jemarinya.
"Huhfttt, baiklah untuk kali ini aku akan memaafkan mu, tapi jika aku melihat mu bertemu dengan adikku sekali lagi, maka aku akan benar-benar menghabisi mu" ujar Eric penuh penekanan.
"B-baik tuan" ujar Bara gugup
"Kalo begitu saya permisi" sambung Bara lagi.
Eric berjalan menuju mobil.
"Aduhh, mati gw matiii" batin El
Eric masuk kedalam mobil dan duduk di sebelah El. Dan mobil pun berjalan pergi. Suasana di dalam mobil saat ini benar-benar hening, tidak ada yang membuka pembicaraan sejak tadi. El yang terlalu takut untuk memulai pembicaraan, dan Eric yang sedang marah.
Untunglah tidak lama mereka sampai ke rumah, Eric turun lebih dulu lalu disusul oleh El yang mengikutinya di belakang.
"Ganti baju mu dan tunggu kakak di kamar, jangan berani-berani untuk keluar dari kamar apalagi sampai mencoba untuk kabur" titah Eric tak mau dibantah
El langsung bergegas menuju kamarnya. Dia benar-benar sangat gugup saat ini, entah apa hukuman yang akan diberikan kakak nya itu untuk dirinya. Jujur mengingat hukuman yang didapat nya dari David terakhir kali saja membuat nya bergidik ngeri.
Tidak lama pintu kamar El terbuka menampilkan Eric yang masih memakai baju kantor nya.
"Bisa jelaskan apa yang terjadi?" Tanya Eric datar.
Sebenarnya Eric memang sudah tau apa yang terjadi hanya saja ia ingin mendengar nya langsung dari mulut adiknya.
El diam ia sangat takut sekarang.
"Apa kau tidak punya mulut El" ujar Eric membentak. El sedikit tersentak bayangan saat ayah nya dulu membentak nya berputar dikepala nya, El mengepalkan tangannya.
"Kakak tanya sekali lagi apa yang terjadi?" Tanya Eric
"LO SEBENARNYA UDAH TAU KAN APA YANG TERJADI" jawab El berteriak
"JADI GW RASA LO GAK PERLU NANYA KE GW LAGI" sambung El
Upps, El sadar ia melakukan kesalahan, dia tidak sengaja berteriak didepan kakaknya itu.
Eric mengeraskan rahangnya, berani-beraninya adiknya itu berteriak didepannya.
"Lepas pakaian mu lalu berbalik lah" titah Eric
El tidak bergeming, ia takut. Sekarang ia merutuki betapa bodoh nya dirinya karena sudah berteriak didepan Eric.
"Kakak tidak suka mengulangi ucapan" ujar Eric lagi.
Takut memperburuk masalah, El langsung melepaskan bajunya dan berbalik.
Eric berjalan mendekati El sambil melepaskan ikat pinggangnya.
Ctass
Satu cambukan berhasil mendarat sempurna di tubuh putih El
"Arghh, sakit kak" ujar El
"Hitung" ujar Eric lagi
Ctass
"S-satu" suara El bergetar sungguh punggungnya sangat sakit sekarang.
Skipp..
"hiks S-sepulu-hh" ujar El lalu pingsan.
Melihat El pingsan Eric langsung menggendong El dan membersihkan luka di punggungnya adiknya itu.
Setelah selesai ia merebahkan El dalam posisi menyamping dan memeluk nya, agar adiknya itu tidak merasa kesakitan saat tertidur.
"Selamat tidur baby, maaf kan kakak, kakak hanya tidak ingin kehilanganmu lagi" ujar Eric lirih lalu setelah nya ikut memejamkan mata dan tertidur.
TBC:
Yeayy aku up ada yang nungguin gak nih..
Jangan lupa buat Vote + comment nya ya.
Ada typo gak, kayanya ada sih..
Dahlah Sampai ketemu di chapter depan
See you..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.