Penyesalan

10.7K 738 50
                                    

Terlihat empat orang pemuda sedang berdiri didepan ruang IGD, terlihat raut wajah khawatir di wajah keempat nya. Yap, mereka adalah Eric, Gerald, David, dan Adrian. Mereka saat ini sedang menunggu kabar tentang keadaan adik bungsu mereka, Samuel.

Tidak lama seorang dokter keluar dari ruang IGD tersebut.

"Gimana keadaan adik saya?" Tanya Eric to the point

"Kami sudah mengobati luka-luka yang ada ditubuh adik anda tuan." ujar dokter tersebut menjelaskan

"Lalu kapan adik saya akan bangun?" Kali ini Gerald yang bertanya dan memotong penjelasan dokter tersebut.

"Untuk itu saya tidak tahu kapan, karena saat ini adik anda sedang koma, akibat kehilangan banyak sekali darah dan akibat syok yang berlebih" sambung dokter tersebut lagi.

"Baiklah kau boleh pergi" ujar Eric

Dokter tersebut membungkuk lalu berjalan pergi meninggalkan empat orang pemuda tersebut.

(fyi: RS ini punya keluarga Pratama ya guys, jadi itu sebabnya tuh dokter berbicara sangat sopan pada Eric dan yang lainnya)

Eric, Gerald, David, dan Adrian memasuki ruangan tersebut, terlihat El yang terbaring lemah dengan selang infus yang menancap di tangannya.

Adrian mendekat ke arah El lalu mengusap pelan kepala El.

"Maaf... Maaf kan kakak baby" ujar Adrian menyesal

Tidak lama Doni masuk kedalam ruangan tersebut.

"Maaf mengganggu tuan, saya ingin memberitahukan tentang anak yang telah melukai kaki tuan muda, anak tersebut sekarang sudah berada di ruang bawah tanah" ujar Doni

"Baiklah, biarkan saja dulu dia, kami akan kesana nanti" ujar Eric

Setelah Doni keluar keheningan kembali keruangan tersebut.

"Adrian kau jaga El, aku, Gerald dan juga David akan pulang dulu sebentar untuk mengurus sampah itu" titah Eric sambil berjalan menuju keluar ruangan diikuti dengan Gerald dan juga David.



















** ** ** ** ** ** ** ** ** **
Eric, Gerald, dan David memasuki ruang bawah tanah yang ada di rumah mereka. Dapat mereka lihat seorang remaja laki-laki yang sedang diikat dengan mata tertutup.

"Siapa disana??" Tanya Dion saat ia mendengar suara derap langkah memasuki ruangan tersebut. Yap betul sekali remaja yang sedang diikat tersebut adalah Dion.

Eric berjalan kearah Dion, lalu membuka penutupan matanya. Seketika Dion meneguk ludahnya saat tatapannya bertemu langsung dengan tatapan tajam Eric. Dion tahu, ia tahu siapa orang yang sedang berada didepannya itu.

"Jadi... Kau pemuda yang sudah membuat adik ku terluka?" Tanya Eric dengan datar

"A-adik??, Si-Siapa?? Aku tidak tahu siapa adikmu tuan?" Tanya Dion bingung

"Belum mau mengaku heh?" Kali ini Gerald yang bertanya.

"APA MAKSUD KALIAN, AKU BENAR-BENAR TIDAK MENGERTI," Dion berkata sambil berteriak

"Samuel, SAMUEL NUGRAHA PRATAMA, adalah adikku" Eric sambil mencengkram dagu Dion.

Dion menegang, ia benar-benar tidak percaya bahwa Samuel adalah salah satu keluarga Pratama.

"Maaf, maafkan saya tuan, sa-saya tidak tahu bahwa Samuel itu adalah adik anda"

"S-saya mohon maafkan saya" ujar Dion lagi.

Samuel (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang