El masih berada di ruangan yang sama dan dalam keadaan yang sama pula, yaitu masih terikat disebuah kursi.
Ikatan yang membelit tubuh nya itu akan dibuka hanya saat waktu makan
El tidak tau sudah berapa lama ia disini, ruangan ini tidak memiliki jam, dan tidak ada ventilasi agar cahaya masuk.
El hanya akan melihat cahaya dari pintu yang terbuka saat beberapa orang berbadan kekar masuk dan memberikan nya makan serta minum.
El berfikir apa tidak ada orang yang mencari nya, astaga ia seperti akan benar" gila jika terlalu lama disini.
Ruangan yang gelap membuat atmosfer nya sedikit demi sedikit menjadi semakin sesak.
Ditambah ia harus tidur dengan posisi terduduk, serta badan yang terikat membuat El semakin susah bernafas.
"Huhft, berapa lama lagi gw mesti disini?"
"Ini pada gak ada yang nyariin apa?"
"Masa ia sih mereka gak sadar kalo mereka udah kehilangan orang tertampan di dunia"
"Pengap banget iniii, astaga" El terus-terusan berceloteh sejak tadi.
Tapi sudah dipastikan tidak akan ada yang mendengar kan celotehan nya, bahkan jika El berteriak sekalipun, karena ruangan ini kedap suara.
Tiba-tiba pintu ruangan tersebut dibuka, El berfikir apa ini waktunya makan, tapi sepertinya dia baru beberapa jam yang lalu makan.
Pintu ruangan tersebut terbuka dan menampilkan Mahesa dengan setelan jas nya yang masih rapi.
"Ah aku hanya datang berkunjung"
"Aku hanya ingin tahu keadaan mu saja" ucap Mahesa sambil melepaskan jas serta dasinya.
"Apa kau merindukanku?" Tanya Mahesa
El menatap Mahesa dengan tatapan tajam,.
"LEPASIN GW BANGSAT" ujar El berteriak.
"Oh kau sangat cerewet rupanya" ujar Mahesa lagi, lalu mengikatkan dasi yang ia lepas tadi kemulut El
"Aku tidak suka anak yang banyak bicara" sambung nya lagi ketika selesai mengikatkan dasi tersebut.
"Ah sial, kau terlihat persis seperti ibumu" ujar Mahesa
"Kau sangat berbeda dari kakak-kakak mu itu"
"Mereka lebih terlihat seperti Mahendra"
Fyi; nama bokap nya El itu Mahendra Pratama dan nama nyokap nya El itu Kaila.
"Apa kau ingin mendengar sebuah cerita?" Tanya Mahesa.
"Oh iya akan ku lepaskan dulu dasi yang mengikat mulut mu ini" ujar Mahesa
"Dulu aku dan orang tua mu adalah sahabat, kita bertiga sangat dekat dulu"
"Tapi ada sesuatu hal yang tidak berjalan dengan semestinya"
"Sehingga membuat hubungan persahabatan kami bertiga hancur"
"Apa sesuatu hal itu, karena kau menyukai ibuku?" Tanya El
"Bagaimana kau tahu?" Tanya Mahesa sambil menaikkan sebelah alisnya
"Itu mudah, kata orang laki-laki dan perempuan tidak bisa bersahabat, karena akan ada yang jatuh cinta salah satunya" ujar El
Mahesa tersenyum" kau sangat pintar, persis seperti ibumu" ujarnya
"Aku dan ayahmu sama-sama menyukai Kaila, ibumu"

KAMU SEDANG MEMBACA
Samuel (End)
Novela JuvenilAku benci pada mereka yang tiba-tiba masuk ke kehidupan ku dan mengekang ku dengan banyak aturan. Tapi bagiku aturan ada untuk di Langgar "Samuel kamu Samuel kan?? Kakak sangat merindukanmu El" ucap seorang pemuda yang berumur sedikit lebih tua dari...