Eric sudah sampai di tempat dimana El disekap. Sebuah gudang yang terlihat sangat kotor dengan beberapa cabang pohon yang sudah menjalar di dinding-dinding gedung itu.
"Kalian kepung gedung ini, dan sebagian ikut saya masuk" ujar Eric tegas.
Eric, Gerald, David, Adrian, Pete, serta Bara masuk kedalam gedung tersebut, dan langsung disambut dengan jejeran para anak buah Mahesa.
Gerald yang sudah kepalang marah langsung menghajar satu persatu anak buah Mahesa diikuti oleh David, Adrian, Pete, Bara, serta anak buahnya.
Eric tidak ikut bertarung yang ada di otak nya sekarang hanya menemukan El secepatnya. Ia melihat sebuah tangga yang menghubungkan nya langsung ke lantai dua.
Eric langsung berlari menuju tangga tersebut, sesekali ia melawan para anak buah Mahesa yang ingin menyerangnya.
Melihat Eric yang berlari kelantai dua, Bara dan Pete juga mengikuti nya dibelakang setelah mengalahkan beberapa anak buah Mahesa.
Eric memeriksa satu persatu kamar yang berada di lantai dua tersebut, tetapi ia belum juga menemukan El.
Sampai akhirnya tinggal satu kamar lagi, kamar paling ujung, di lantai tersebut. Kamar satu-satunya yang memiliki pintu besi.
Eric berusaha membuka kamar tersebut tapi sepertinya kamar tersebut di kunci dari dalam.
Eric berusaha mendobrak pintu tersebut, tapi masih belum terbuka juga, sampai akhirnya Pete dan Bara juga ikut membantu mendobrak pintu tersebut.
Saat terbuka pemandangan pertama kali yang mereka lihat adalah El yang sedang terduduk disebuah kursi dengan keadaan terikat serta mulut dilakban dan disebelahnya ada Mahesa sedang berdiri dan menodongkan pistol tepat kearah kepala El.
"Hah, kalian datang lebih cepat dari dugaan ku" ujar Mahesa
"Cepat lepaskan adikku bajingan" ucap Eric
"Haha, santai lah dulu" ujar Mahesa sambil tertawa
"Daripada melepaskan ikatan ditubuh adikmu ini, mungkin akan lebih baik jika aku melepaskan pelatuk yang ada ditangan ku ini saja" tanya Mahesa dengan tersenyum.
"Adik mu juga sepertinya lebih suka opsi yang kedua" sambung nya lagi sambil melihat kearah El
El menggeleng dan menatap ke arah Eric dengan mata yang sudah basah dengan air mata.
Tanpa disadari beberapa anak buah Mahesa yang bersembunyi di dalam ruangan tersebut langsung memukul Eric, Pete, dan Bara dari belakang dan mengikat tangan mereka bertiga kebelakang.
"Lepaskan anak ku brengsek" ujar Bara sambil berusaha melepaskan ikatan ditangannya
"Wahh, apa kau sudah benar-benar menyayangi anak ini Bara?" Tanya Mahesa
"Kau tahu bukan, ayak anak ini yang sudah berselingkuh dengan istri mu" ujar Mahesa lagi sambil menatap kearah Bara
"Dan ayah anak ini juga yang sudah membunuh istri mu, saat dia tidak mendapatkan apa yang dia inginkan" sambung Mahesa
DEG
Bara mematung, ya benar istri yang paling ia cintai berselingkuh demi sebuah harta dengan Mahendra, ayah El. Dan parahnya lagi Mahendra membunuh istrinya karena istrinya mengandung anak laki-laki.
Dan itu juga salah satu alasan dulu ia menyetujui untuk bekerjasama dengan Mahesa untuk membuat keluarga Pratama kecelakaan dan menculik El. Awalnya ia ingin membunuh El tapi ia berubah pikiran, karena ia pikir dengan menyiksa El itu jauh lebih baik daripada anak itu mati terlalu cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samuel (End)
Teen FictionAku benci pada mereka yang tiba-tiba masuk ke kehidupan ku dan mengekang ku dengan banyak aturan. Tapi bagiku aturan ada untuk di Langgar "Samuel kamu Samuel kan?? Kakak sangat merindukanmu El" ucap seorang pemuda yang berumur sedikit lebih tua dari...