Sehari berikutnya disekolah.
Banyak siswa yang memandangi Winter dengan berbagai ekspresi, ia yang tersadar hanya bisa mencoba untuk diam saja.
Winter berangkat bersama dengan Jeno, lelaki itu ternyata bukan hanya asal bicara tapi juga dilakukan, dia menjemput Winter menggunakan Ferrari nya.
"Lee Jeno! Apa kau tau apa masalah mereka dengan ku?" Bisik Winter setelah duduk di bangkunya.
Hanya menggidikan bahunya tanpa menjawab, Winter sudah tau percuma saja bertanya kepada Jeno.
Tapi hari ini memang berbeda bagi Winter, seketika suasananya menjadi suram saat gadis itu bertatapan dengan Yuna.
Benar sekali, Yuna sama sekali tidak memindah tatapan nya selain ke Winter sejak Winter masuk kedalam kelas.
Winter mengerutkan keningnya, tapi sekarang ia menghadap depan dan mengambil buku-buku nya bersiap untuk belajar berniat menghiraukan mereka semua.
***
Kini sudah waktunya istirahat, Winter ingin kekamar mandi untuk mencuci tangannya karena penuh dengan tinta yang sedikit bocor tadi.
Berjalan melalui lorong, Winter membuka kenop pintu kamar mandi dan menuju ke wastafel.
Tapi lagi-lagi ada hal yang mengejutkan baginya.
Gadis itu melihat Yuna berdiri menyenderkan dirinya didinding sambil berpangku tangan, dan memasang ekspresi seperti sudah menunggu-nunggu Winter sedari tadi.
Winter mempercepat mencuci tangannya, dalam hati ia berusaha untuk menjauh dari Yuna agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Namun na'as, saat Winter melangkahkan kakinya keluar Yuna langsung mencekal tangannya.
"Jung Winter!" Ujarnya membuat Winter sedikit tersentak.
"W-wae?" Balas gadis ini lalu menoleh.
"Sebenarnya kau ada masalah apa denganku huh?!" Lanjut Yuna sekarang menatap Winter dengan tatapan penuh amarah.
Tapi Winter yang mengetahui kalau dirinya tidak melakukan apa-apa, ia hanya mengerutkan alisnya. "Apa maksudmu? Aku tidak memiliki masalah apa-apa denganmu kok" Belanya.
"Tsk.. lalu kenapa?" Sekarang Yuna melangkah mendekati Winter, mendominasi atmosfer sekitar menjadi sangat suram.
"Kenapa kau merebut mereka dariku?!!" Yuna sedikit menaikan nada bicaranya, matanya juga terlihat berkaca-kaca.
"Merebut mereka siapa?" Winter masih menyangkal, sebenarnya ada masalah apa Yuna dengannya.
Yuna mengeluarkan ponselnya dari sakunya lalu memperlihatkan foto Winter, Jeno dan Sungchan.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Because Of Destiny | WINTER - JENO
Fanfiction"𝘒𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘬𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘢𝘪𝘳" Winter kecil yang diasuh dipanti selalu berharap bertemu dengan orangtua yang telah membuangnya. Dalam perjalanannya memecahkan teka-teki tentang orangtuanya, Winter bertemu...