/21/ d-day

649 126 7
                                    

Vote dulu yuu

Sekarang mereka berdua sudah ada di ruang tamu, duduk saling berhadapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang mereka berdua sudah ada di ruang tamu, duduk saling berhadapan.

"Setelah ini ada hal yang sangat penting!"

Winter mengernyitkan dahinya, "apa itu?"

"Ayo ikut aku"

Winter menghela nafas pasrah, kebiasaan seorang Lee Jeno seperti ini, tidak mau langsung memberi tahu.

Akhirnya Winter mengekor dari belakang hingga mereka berdua sampai diparkiran.

Dan setelah beberapa menit perjalanan, Jeno memberhentikan mobilnya disebelah toko barber shop.

Tunggu, barber shop?

Reflek Winter mengerutkan alisnya.

"Apa yang akan kau lakukan disini?" Tanya gadis itu.

"Tsk. Sudahlah ikut saja"

Mereka berdua berjalan masuk dan Jeno memaksa Winter untuk duduk dikursi pelanggan.

"Sebenarnya apa?" Winter berdiri tapi Jeno langsung memegang kedua bahu gadis itu dan mendorongnya untuk kembali duduk.

"Jadi seperti ini, aku pikir kalau kau memiliki warna rambut yang sama dengan ibumu, kalian berdua akan lebih terlihat mirip" jawab Jeno membuat Winter benar-benar tersentak.

"Kau bercanda kan? Tidak mungkin aku mewarnai rambutku! Bagaimana kalau aku tidak boleh berangkat sekolah huh!" Protes Winter tidak setuju dengan ini.

Jeno langsung menggeleng, "kau masih ingat dua lelaki yang satu tim denganku saat pertandingan?"

Winter balas mengangguk.

"Mereka juga mewarnai rambut mereka bukan? Tidak usah khawatir, kalau tidak mengganggu pelajaran, sekolah tidak akan menghukummu" sambung Jeno.

Gadis dihadapannya masih mempoutkan bibirnya bimbang, "baiklah kalau begitu" jawabnya lemas sedikit tidak ikhlas.

"Tenang saja, kalau kau dihukum aku akan menemanimu" Jeno kembali berucap membuat pipi Winter seketika menjadi merah.

Kemudian buru-buru gadis itu membuang muka, untung saja beberapa detik setelahnya pemilik toko sudah datang kemari.

Jeno memberi instruksi, dan Winter hanya bisa patuh terhadapnya.

***
Paginya disekolah, panggung serta kursi untuk penonton sudah disiapkan.

Ramai-ramai para siswa duduk dikursi yang disediakan.

Pemain musik juga telah standby disana.

Sementara para peserta lomba masih ada di belakang panggung untuk bersiap-siap.

Kemudian saat ini, Winter berjalan memasuki gedung sekolah.

Seketika seluruh siswa menaruh perhatian mereka kearah Winter, tentu saja gadis itu baru saja masuk dengan penampilan yang baru. Masih dengan seragam sekolah, namun rambutnya berwarna blonde.

✔Because Of Destiny | WINTER - JENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang