Karena merasa ini semua semakin tidak benar, Winter mempercepat jalannya menuju ke kelas.
Bahkan setelah sampai pun, seisi kelas juga memandangi dirinya dengan ekspresi tidak suka sekaligus benci.
Sebenarnya ada apa?
Winter mengerutkan keningnya semasa duduk ke bangkunya. Buru-buru mengambil buku dan tempat pensil agar memiliki kegiatan.
Mereka semua belum berhenti, banyak pula yang menyindir tentang dirinya, tapi Winter sama sekali belum menangkap maksud mereka semua.
Winter's POV
Aku mengitari pandanganku kearah mereka semua sebentar, mereka masih memandangku dengan ekspresi benci.
Sebenarnya apa yang salah denganku?
Jeno juga belum datang, kemarin dia bilang hari ini tidak bisa menjemputku dahulu karena dia bilang kemungkinan akan terlambat masuk karena ada pelatihan tambahan dari coach nya.
Aku sendirian, dengan seluruh tatapan kebencian ini.
Mencoba untuk tidak peduli dan berharap guru segera memasuki kelas agar suasana ini berganti, tapi baru saja ketua kelas bilang kalau guru pelajaran kali ini tidak bisa datang karena rapat dan kita ditinggali dengan beberapa tugas.
Aku membuka tempat pensil dan mengambil sebuah bolpoin, kemudian membuka soal untuk dikerjakan.
Aish! Kenapa aku seperti ini?!
Aku masih mencoba mengerjakan tugas tapi malah otak ku tidak bisa kugunakan seperti ini?
Mengacak rambutku sebal, akhirnya aku menggeletakan kepala ku di meja sambil memandangi pemandangan luar melalui jendela.
Beberapa menit kemudian aku melihat dari jendela, Jeno masuk kedalam gedung dengan menenteng tas nya.
Winter's POV end
Seketika Winter membulatkan matanya exited, ia harap Jeno tidak seperti yang lainnya.
Suasana kelas saat ini benar-benar suram disudut pandang Winter.
Yap sekarang juga Jeno masuk ke kelas lalu duduk ke bangku nya sambil tersenyum ke arah Winter.
Tapi yang diterima oleh Jeno adalah tatapan murung dari seorang Winter.
"Wae?" Tanya Jeno kebingungan.
Winter menggigit bibir bawahnya, "lihatlah sekeliling" bisiknya.
Jeno lalu mengerutkan keningnya masih tidak paham.
"Ya! Lee Jeno! Jangan dekat-dekat dengan gadis kampungan itu!" Tiba-tiba satu murid berteriak dan dapat didengar oleh seluruh siswa dikelas.
"Iya itu benar!" Sahut yang lainnya.
Seketika Sungchan dan Jeno memasang wajah kesal.
"Selama ini kau dibohongi olehnya!" Ada lagi yang bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Because Of Destiny | WINTER - JENO
Fanfiction"𝘒𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘬𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘢𝘪𝘳" Winter kecil yang diasuh dipanti selalu berharap bertemu dengan orangtua yang telah membuangnya. Dalam perjalanannya memecahkan teka-teki tentang orangtuanya, Winter bertemu...