Bonchapt - life as a Jeno's wife

1.2K 110 2
                                    

Pukul 8 pagi

Jeno, Winter dan Minno keluar dari sebuah mobil.

Yang tadinya Minno dibopong oleh Winter diambil alih oleh Jeno.

Mau tau bagaimana style Jeno sebagai seorang papa muda? cukup tampan untuk dilihat.

Mau tau bagaimana style Jeno sebagai seorang papa muda? cukup tampan untuk dilihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhir-akhir ini Jeno sering mengenakan kemeja motif saat keluar rumah. Entah ke kantor atau berkencan dengan Winter. Benar sekali, berkencan.

Mereka berdua masih 21 tahun, berkencan adalah salah satu tujuan mereka menikah--ekhem.. Winter tidak terlalu suka berhubungan sebelum menikah sebenarnya.

Ngomong-ngomong mereka berdua baru saja tiba di rumah Taeyong. Bisa ditebak kalau pria setengah baya itu ingin melihat cucunya.

"Kau temui appa duluan saja, Jeno. Aku ingin berbincang-bincang dengan Eomma" Pesan Winter membiarkan Jeno dan Minno mendahului dirinya.

"Minno jangan rewel ya..!" Wanita itu mengelus rambut Minno halus.

Bayi 10 bulan itu nampak acuh dan masih berfokus dengan boneka kecil yang menggantung di tangannya.

Malah sekarang dilihatnya Jeno menyodorkan wajahnya sembari tersenyum.

Cup

Winter mengecup bibir suaminya kemuian mendorong punggung pria itu agar segera pergi.

Jeno pergi dengan puas.










Setelah itu Winter langsung menuju ke dapur, menemui Jennie.

Ah iya, ada kabar bagus! Jennie sudah rujuk dengan Taeyong. Ya meskipun Jennie masih sedikit sensi dengan pria yang berani berselingkuh dengan dirinya itu.

"Selamat pagi, eomma-nim" Sapa Winter lalu berjalan mendekat.

"Lihat siapa yang datang" ujar Jennie tersenyum menaruh spatula diatas meja marmer dan membiarkan Winter memeluknya.

"Bagaimana kabar eomma?" Tanya Winter.

"Ya biasa saja. " Jennie masih terlihat membuat sesuatu didapur sementara Winter duduk di kursi minibar dekat sana.

"Bagaimana rasanya tinggal dengan Appa-nim setelah sekian lama, eomma?" Gadis yang marganya sudah berganti Lee itu kembali bertanya.

"Hm.. tidak ada yang berubah sayang, aku masih selalu kesal ketika melihat wajahnya"

Winter mengerutkan alisnya heran, "Bukankah appa-nim sudah minta maaf kepada eomma?"

"Iya seperti yang kau lihat. Tapi luka yang diberikan ayah mertuamu itu tidak bisa dihilangkan hanya dengan kata maaf, sayang" Kini Jennie membawa secangkir teh dan duduk dikursi sebrang Winter.

Winter mengangguk paham. "Benar juga"

Wanita itu mempersilahkan Winter untuk meminumnya.

"Gomawo eomma"

✔Because Of Destiny | WINTER - JENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang