BAB 17

7.5K 942 24
                                    

Assalamualaikum 😂🙏🏻
*gebuk lapak his promises pake sapu lidi*

~||~

Menurut informasi dari Revaldo, masalah yang sedang dihadapi laki-laki itu akan memakan waktu hingga enam bulan lamanya sampai ketuk palu terakhir. Itu berarti masih ada 4 bulan waktu yang harus dilewati Revaldo menyelesaikan masalahnya dan untuk Shafira berusaha menjalani hubungan mereka yang sedikit longgar itu. 

            Sayangnya kini, tidak hanya Revaldo yang dihadapi masalah serius namun juga untuk Shafira. Perempuan itu kini duduk disofa ruang televisi rumahnya. Mencoba menelaah masalah yang sedang dihadapi oleh keluarganya yang baru diketahui oleh Shafira seusai perempuan itu pulang kerja.

            Shafira tahu bahwa tidak sedikit pengusaha yang memiliki hutang. Well, technically banyak pengusaha yang berhutang untuk memajukan usaha mereka. Tapi Shafira tidak pernah tahu bahwa Papanya yang masih bekerja disebuah perusahaan swasta itu mencoba untuk berwirausaha yang berujung dengan hutang. Ditambah lagi, dia juga baru mengetahui bahwa Kakaknya ditipu oleh temannya dan kini laki-laki itu harus menanggung beban hutang mereka.

            Perempuan itu tidak percaya bahwa sudah lebih dari tiga bulan keluarganya mencoba untuk melunasi hutang mereka dan entah mengapa mereka malah semakin dalam terjerumus kedalam hutang-hutang itu.

            "Jadi totalnya berapa?" tanya Shafira pelan. Perempuan itu sudah mulai mengerti awal mula hutang itu berasal dan kini dia harus membantu menyelesaikannya.

            "Totalnya 900 juta," Sahut Papanya membuat dada Shafira sesak.

            "Kira-kira apa yang bisa kita jual untuk nutupin hutang itu?" tanya Shafira lagi.

            "Jual kedua mobil kita tapi tetap gak akan nutupin kak. Masih ada sekitar 600 juta lagi yang harus dibayar," sahutnya. "Papa juga lagi ajuin peminjaman ke kantor. Tapi kemungkinannya kecil karena gaji papa masih dipotong untuk cicilan rumah kita ini,"

            Shafira menghela nafas. Mereka memang baru menikmati rumah mereka dua tahun belakangan ini setelah Papanya naik jabatan dan mengajukan pinjaman untuk membeli rumah yang lebih besar. Sedangkan mobil HRVnya adalah hasil dari wirausaha kecil-kecilan milik Papanya yang kini hanya menyisakan hutang itu.

            "Terus kakak kenapa?"

            Mama dan Papa Shafira menghela nafas. Namun Shafira dapat melihat ada amarah yang terpancar dari mata Mamanya. "Kakak kamu itu, Mama gak habis fikir. Bisa-bisanya dia percaya sama temennya yang jua tiket murah ke luar negeri sama orang dan ternyata tiketnya gak pernah dibeli sama temennya itu. Kemarin tiba-tiba ada yang dateng kerumah minta uangnya dibalikin. 20 juta kak! Bayangin, dari mana kita bisa dapat uang segitu banyak?" geram Sang Mama. "Belum lagi beberapa minggu ini Mama dapat telepon dari pinjaman online atas nama kakak kamu dan gak cuma satu, tapi tiga dan jumlahnya juga gak main-main. Mama heran, buat apa sih? Memang gaji nya gak cukup ?!"

            Lagi-lagi Shafira menghela nafas. Dia tidak tahu masalah keluarganya sudah serumit ini. "Ya udah, jual aja mobil kita, Pa." putus Shafira. "Kalau rumah ini dijual, berapa ya kira-kira?"

            "Mungkin sekitar 1,5 miliar, tapi mungkin kita gak akan dapat segitu karena rumah ini masih nyicil,"

            "Ya udah, pokoknya yang bisa dijual kita jual aja, Pa." seru Shafira emosional setelah itu dia langsung beranjak menuju kamarnya. Meninggalkan kedua orangtuanya yang masih duduk termenung diruang televisi.

~||~

            "Hai," Sapa Revaldo dari layar ponsel Shafira.

His PromisesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang