BAB 27

10.1K 1.2K 170
                                    

Happy reading for you guys and have a good sleep for me 🥲

~||~

Rumah Shafira yang baru tidak berada di pusat kota Bogor, tetapi di daerah kabupaten Bogor. Sedikit jauh dari kota namun daerah tersebut cukup ramai mengingat terdapat sebuah universitas negeri disana dan beberapa tempat wisata alam. Sehingga daerahnya pun cukup maju dengan tersedianya beberapa supermarket ternama, mall, beberapa fast food dan rumah sakit swasta.

            Shafira cukup bersyukur tinggal di daerah yang tidak terlalu berada di pedesaan walaupun rumahnya bukan lagi di dalam sebuah perumahan. Orangtua Shafira memutuskan untuk membeli rumah yang berada dipinggir jalan sebuah desa dengan tanah yang cukup besar, bangunan rumah yang siap ditinggali dan harga yang terjangkau.

            Walaupun rumahnya berada di pinggir jalan, namun tidak begitu terdengar bising suara mobil maupun motor yang lewat karena memang jalanan rumah Shafira bukanlah jalan utama. Shafira pun masih bisa memesan makanan melalui ojek online, sehingga bisa di simpulkan bahwa rumahnya tidak terlalu jauh dari peradaban seperti yang difikirkannya saat harus pindah pertama kalinya.

            Seperti siang ini, rumahnya terlihat sepi karena kakak nya bekerja di hari sabtu sedangkan orangtuanya berada di kamar sedang menonton televisi. Tidak ada yang berbeda dari kebiasaan keluarganya saat sebelum pindah maupun sesudah pindah. Sebab, orangtuanya juga tetap memasang internet dirumah baru untuk hiburan mereka.

            Shafira masih berada di tempat tidurnya. Masih dengan pakaian tidur karena baginya weekend adalah hari bermalas-malasan sedunia termasuk mandi. Cukup mandi sekali, yaitu setelah dzuhur dan mandi lagi keesokan harinya. Kenapa? Tentu saja karena Shafira tidak kemana mana, sehingga dia tidak berfikir harus mandi dua kali. Toh dirinya tetap sikat gigi dan cuci muka dua kali, saat bangun tidur dan akan tidur.

            "Kakak, ada tamu." Mamanya mengetuk pintu kamar Shafira.

            Shafira mengerutkan keningnya namun segera bangkit dari tidurnya. Perempuan itu mengira-ngira, siapa temannya yang datang kerumahnya di hari sabtu siang ini.

            Apakah Sarah? Tapi biasanya perempuan itu akan mengabarinya terlebih dahulu. Selain itu, tidak ada lagi orang yang mengetahui dimana dia tinggal. Well, salah satu orang HRD, atasannya -Bu Ita- dan Anjani tahu. Tapi tidak mungkin kan mereka kerajinan datang kerumahnya ?

            "Loh, Revaldo! Kamu ngapain kesini?" tanya Shafira kaget setengah mati melihat Revaldo duduk diruang tamu rumahnya bersama Papanya. Revaldo memang mengetahui rumah Shafira setelah laki-laki itu mengantar-jemput Shafira selama dua minggu berturut-turut diawal Shafira tinggal di apartemennya.

            Revaldo yang sedang berbicara dengan orangtua Shafira menengadah. Laki-laki itu tersenyum dan melambaikan tangannya sebentar. "Hai, aku mau ngajak kamu jalan-jalan di Bogor. Udah bilang sama Mama Papa kamu."

            "Kapan?" tanyanya bingung. Kepalanya masih memproses begitu melihat Revaldo didalam rumahnya. Aneh. Aneh sekali tiba-tiba Revaldo berada disini.

            "Ya sekarang lah kak, masa besok." Sahut Mamanya membuat Shafira meringis.

            "Nunggu bentar gak apa-apa ya? Aku belum mandi." Seru Shafira malu.

            "Heuh perawan siang begini masih belum mandi. Sana cepetan mandi daripada Revaldo jalannya sama Mama." Gerutu Mama Shafira dan perempuan itu segera kabur ke kamarnya untuk mandi, dan Revaldo hanya tertawa melihat aksi Shafira.

His PromisesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang