BAB 14

11.6K 1.1K 69
                                    

Siapa kangen aku? Muehehehe.
Maafin munculnya lama, tapi aku baik-baik aja kok (kayak ada yang nanya aja hahaha!)
Aku gak tau mau ngomong apa ke kalian pembaca ku tersayang :(
Happy reading aja deh yaaa! Maafin kalau agak kaku soalnya udah lama gak nulis :')

~||~

"Sayang,"

                "Iyaaa,"

                "Kangen," Shafira menghela nafas. Ini sudah telepon ketiga Revaldo hari ini dengan mengucapkan kalimat yang sama membuat Shafira sedikit frustasi karena selain saat ini mereka sudah berbeda pulau, kemanjaan Revaldo ini membuatnya tidak bisa konsentrasi bekerja.

                Shafira tidak habis fikir, dia tidak menyangka seorang Revaldo dengan reputasi membanggakan di luar sana dan umur yang sudah bisa dibilang tidak ABG lagi, akan sebegini cheesy dan merengek layaknya anak ABG.

                "Sini main ke Jakarta," sahut Shafira seadanya. Sejujurnya dia bingung bagaimana lagi harus menanggapi ucapan Revaldo. Pertama, dia bukan orang kaya yang bisa ke Bali seminggu sekali dan yang kedua, Shafira agak sulit untuk mengekspresikan rindunya pada Revaldo.

                "Kalau jadwal ku gak padat aku udah ke Jakarta bareng kamu dua hari lalu, Fir." Gerutu Revaldo.

                "Ya udah sabar. Kan udah teleponan,"

                "Video call mau, fir?"

                "No. Aku gak suka video call. Kalau kamu coba-coba video call awas aja, langsung aku block nomor kamu,"

                Revaldo tertawa. "Kenapa sih memangnya?"

                "Ya gak suka aja. Seruan juga voice call jadi imajinasi kamu jalan," ujar Shafira ngawur. Mungkin karena dia capek karena harus lembur dan baru pulang jam 9 malam, kemudian lanjut meladeni Revaldo dan kangennya itu sehingga dia tidak sadar bahwa jarum jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi.

                "Kamu besok kerja?"

                "Besok? Nanti pagi kali,"

                Laki-laki itu tertawa lagi. "Masuk telat aja gak apa-apa. Nanti aku bilang ke ayah kalo kamu lembur ngurusin aku yang kangen tapi gak bisa ngapa-ngapain."

                Shafira memukul keningnya. "Aku gak bisa ngomong apa-apa deh," katanya sambil menggelengkan kepala karena ucapan Revaldo.

                Masih dengan tawanya Revaldo pun menyahuti ucapan Shafira, "Kamu Cuma perlu bilang kamu kangen aku juga, aku bakal langsung ke Jakarta Fir. First flight dari Bali."

                "Gak ah. Apaan sih. Gak boleh begitu. Kasian yang udah ngatur jadwal kamu malah diberantakin. Kan katanya mau kesini weekend. Sabar dong, dua hari lagi."

                Revaldo menghela nafas. "Iya deh. Kamu tidur gih. Harus bangun pagi kan?"

                Shafira menganggukan kepalanya. "Heeh," sahutnya pendek. Matanya memang sudah 5 watt. Apalagi dia teleponan dengan keadaan tiduran dan sudah bergelung di dalam selimut, semakin sulit untuk Shafira berkonsentrasi mendengar Revaldo mengoceh.

                "Yaudah kamu tidur, deh. Good night sayang. Love you."

                Shafira tersenyum. "Good night. Love you."

~||~

                Paginya, Shafira harus menyerah dengan mampir ke starbucks dan memesan ice cafe latte agar matanya tetap terjaga sampai jam 5 sore nanti. Hari ini Shafira sudah bertekat tidak akan lembur. Dia akan tidur begitu sampai dirumah dan dia tidak sabar menunggu jam 5 sore.

His PromisesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang