BAB 29

10.3K 1K 108
                                    

Jangan lupa dengerin lagunya 😉
~||~

Setelah menenteng dua paperbag dari zara, dua paperbag dari pull&bear dan satu paperbag dari H&M, Sarah akhirnya memutuskan untuk menghentikan jiwa shopaholicnya.

"Laper," ucap Sarah setelah berhasil menghasut Shafira untuk berbelanja.

"Gue bilang juga apa. makan dulu baru belanja." Sahut Shafira sedikit kesal karena mereka belum sempat makan berat di apartemen Revaldo dan begitu sampai di mall, Sarah malah langsung menyeretnya untuk belanja.

"Kitchenette yuk," tanpa memperdulikan ucapan Shafira, Sarah menarik sahabatnya itu menuju restoran yang disebutkan tadi. Sekali lagi, tanpa menunggu persetujuan Shafira.

"Tanggal tua, gue miskin," gerutu Shafira saat mereka sudah berada di dalam restoran dengan konsep open bar dan suasana pedesaan eropa itu.

"Kasbon dulu sama gue. Nanti gue tagih ke Revaldo." Sahut Sarah cuek dan segera membuka buku menu yang diberikan oleh waiters. Shafira menghela nafas dan menggelengkan kepalanya kemudian segera membuka menu yang juga diberikan oleh waiters.

Usai berdebat singkat, akhirnya kedua perempuan itu memesan chicken teriyaki with jasmine rice untuk Shafira, steik untuk Sarah dan Caesar salad untuk sharing.

"Ada kabar dari Farez?" tanya Shafira usai memesan makanan.

Sarah mengedikan bahunya. "Dia tuh cowok aneh menurut gue. Kita kalo berantem malem nih, terus ilang aja gitu diem-dieman. Paginya chat biasa manggil sayang kayak semalem gak berantem." Gerutu Sarah seraya menghela nafas.

"Padahal menghindar dari masalah gak baik ya. Harus di selesain." Sahut Shafira.

"Iya. Di satu sisi gue seneng juga sih besoknya kita fine-fine aja. tapi di sisi lain gue takut lama-lama numpuk akhirnya meledak itu masalah."

"Ya coba aja di obrolin. Kadang cowok anggep masalahnya sepele jadi gak perlu di perkarain lagi tapi menurut cewek itu masalah gede yang harus dikelarin. Kalau sama-sama punya pemahaman yang sama kan enak."

Sarah hanya mengangguk-anggukan kepalanya. "Revaldo ngechat lagi gak?"

"Ngechat apa?"

"Kita disuruh kesana gitu, kan lumayan nongkrong di tempat fancy gratis," Sarah terkekeh pelan dan Shafira mendengus.

"Gue kadang ngerasa kalau gue kesana pas dia kerja Cuma ngerepotin dia doang."

"Ya engga lah. Kan lo gak minta temenin dia. Cuma nongkrong disana doang, icip-icip gratis deh."

Shafira menghela nafas. "Ajak Farez aja sekalian kalau mau kesana. Dia kerja gak hari ini?"

Sarah menganggukan kepalanya. "Kerja tapi harusnya sih jam 4 udah turun."

"Ya udah kalau dia gak capek ajak aja."

"Double date ya? Seru juga tuh. Gratis
pula." Seru Sarah dengan wajah berbinar. "Gue chat dia sekarang deh. Lo juga chat Revaldo, siapin meja buat kita."

"Iya oke," dengus Shafira sedikit kesal dengan jiwa gratisan Sarah namun tetap menuruti sahabatnya itu.

~||~

Shafira dan Sarah sampai di Noiré pukul 6 sore karena Sarah salah memberikan arahan jalan kepada Shafira sehingga mereka terjebak macet. Apalagi ini malam minggu, daerah Senopati yang biasanya macet semakin macet saja.

His PromisesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang