Guys mohon maap banget ini delay nya kebangetan. Kalau kalian mau marah silakan marahin pacarku ya. Dia itu emang distraction aku banget lah. Kezel.
Sharing sedikit, selama ini aku gak pernah nulis satu part dan gak kelar. Jadi setiap part yang aku tulis -di cerita manapun- gak pernah berhari-hari. Aku selalu tulis 1 part dalam 1 malam. Aku nulis start jam 9 malam sampai jam 12 paling lama sampe jam 3 pagi dan itu harus selesai kalo gak selesai aku susah lagi cari moodnya.
Apesnya adalah pacarku ini pilot yang selalu dapet terbang early flight sama last flight. Jadi dia selalu telfon aku di jam jam aku nulis, karena biasanya kalo dapet last flight dia susah tidur jadinya dia telfon aku sampe pagi and then cerita ini jadi delay nya kebangetan dan aku selalu punya mata panda 🐼
Maafkeun yaaa aku lebih milih telfonan sama dia dibanding nulis. Habisnya gimana dong, ketemuanya sebulan sekali udah macem gajian hahahaha
Happy reading ya guys. Maaf terlambat :")
~||~
Revaldo menjemput Shafira tepat pukul setengah 11 siang. Shafira sudah duduk manis di lobi saat laki-laki itu keluar dari mobil. Buru-buru Shafira menggeret kopernya menuju mobil Revaldo dan membiarkan laki-laki itu yang memasukan kopernya ke bagasi.
"Kemana kita hari ini?" Tanya Shafira penuh semangat. Entah mengapa Shafira sangat bersemangat hari ini. Mood nya sedang bagus sejak pagi dan semoga terus begitu hingga dia pulang nanti.
"Kamu maunya kemana?" Revaldo balik bertanya seraya membawa mobil keluar dari kawasan hotel tempat Shafira menginap.
"Yang deket-deket rumah kamu aja, kalau kejauhan takut macet malah gak bisa kemana-mana lagi," sahut Shafira.
"Kamu lagi mau apa?"
"Makanan manis gitu," sahut Shafira.
"Kita ke Livingstone aja kalau gitu," putus Revaldo yang langsung saja di amini oleh Shafira. Perempuan itu percaya dengan pilihan tempat makan Revaldo.
Well, dia kan Chef, sudah tentu tahu restoran-restoran enak di Bali.
~||~
"Belum apa-apa aku udah kangen aja sama kamu, Fir," gumam Revaldo usai mereka memesan makanan.
Shafira mengerjapkan matanya beberapa kali kemudian membelalakkan matanya. "Ih Valdo, apaan sih, lebay banget!" gerutunya. Walaupun begitu, wajahnya Shafira sudah memerah tentu saja karena gombalan Revaldo.
"Serius, Fir,"
"Kemarin-kemarin juga biasa aja, kenapa sekarang jadi beda?"
Revaldo menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. "Ya jelas beda, dong. Sekarang kan kamu pacar aku," jawabnya begitu luwes hingga Shafira kehabisan kata-kata untuk membalasnya.
Beruntungnya tidak lama kemudian waiters membawakan pesanan mereka, yaitu Lava cake dan fresh orange juice untuk Shafira, dan Salmon Bagel juga hot Americano untuk Revaldo.
"Kamu gak makan berat?" Tanya Shafira saat melihat sedikitnya porsi makanan Revaldo.
Laki-laki itu menggelengkan kepalanya seraya menyesap Hot Americano miliknya. "Aku udah sarapan tadi,"
KAMU SEDANG MEMBACA
His Promises
Romance"Pernah gak sih kamu berfikir atau ngerasa kayak gitu? Ngebayangin kalau dunia kamu aneh dan kosong kalau gak ada orang yang kamu sayang?" Shafira menganggukan kepalanya. "Every time since I met you." Gumamnya pelan. "Dan aku udah pernah ngejalanin...