BAB 19

6.3K 934 51
                                    



Hari sabtu ini Shafira akan menikmati makan siang direstoran Revaldo yang pernah dikunjunginya beberapa bulan lalu saat perjalanan bisnis. Revaldo tidak bisa menjemputnya karena harus mempersiapkan diri sebab laki-laki itulah yang akan memimpin lunch service hari ini. Shafira tidak masalah tentu saja, karena dia toh tidak ingin selalu bergantung pada laki-laki itu.

            Sebetulnya Sarah sudah sampai, tapi dia dan temannya memilih untuk pergi terlebih dahulu dan akan sampai di hotel sore hari, jadinya Shafira masih akan sendirian sampai malam nanti.

            Sambil menunggu pesanannya datang, Shafira membuka situs internet khusus yang menjual rumah. Keluarganya berencana untuk pindah ke Bogor, karena selain harga rumah disana masih murah, biaya hidupnya pun lumayan murah, mudah diakses dengan menggunakan KRL dan yang pasti cuacanya pun cukup bagus.

            Rencananya pun Mamanya akan membuka usaha kecil-kecilan disana, dan Shafira tetap akan bekerja dikantornya yang sekarang karena masih bisa menggunakan KRL jadi dia tidak perlu ngekost. Mungkin akan menghabiskan lebih banyak waktu dijalan, namun mengingat keuangannya belum stabil, Shafira tidak akan ngekost.

            Piring berisi daging steik, mashed potato dan salad sudah berada dihadapan Shafira. Perempuan itu baru akan melahap potongan pertama steiknya ketika kursi disebelahnya ditarik.

            "Loh aku kira kamu kerja," ujar Shafira begitu mengetahui Revaldo menghampirinya dan duduk disampingnya.

            "Di gantiin dulu sama sous chef ku. Kasian lihat kamu makan sendirian,"

            Shafira tertawa. "Lebay! Aku sering kok makan sendirian." Sahutnya. "Kamu gak makan?" tanyanya kemudian melahap potongan pertama steiknya.

            "Nanti aja. belum terlalu laper." Ujar Revaldo. "Enak steiknya?"

            "Enak. Laper soalnya," jawab Shafira kemudian tertawa melihat wajah masam Revaldo.

            Dua orang perempuan datang menghampiri mereka saat Revaldo sedang menemani Shafira makan. Revaldo bangkit dari duduknya dan memeluk salah satu perempuan dengan rambut kecokelatan sebahu dengan wajah blasteran yang khas.

            "Hai! Ganggu gak?" tanya perempuan itu saat melihat Revaldo tengah bersama Shafira.

            "Engga kok. duduk Sof." Ajak Revaldo pada Shafira. "Fir, kenalin ini Sofia temanku. Sof kenalin ini Shafira, pacarku." Ujar Revaldo pada dua perempuan yang duduk berhadapan itu.

            "Gue Sofia, ini teman gue Ayu." Sofia menunjuk temannya yang duduk disebelah Shafira dan Shafira hanya melambaikan tangannya kepada Sofia dan Ayu.

            "Gue sambil makanan gak apa-apa nih?" tanya Shafira karena dia memang sudah lapar dan ingin melahap habis steik dihadapannya.

            "Iya gak apa-apa. santai aja," ujar Sofia tersenyum ramah. "Anyway, kalian disini lagi rayain something atau lunch biasa ?"

            "Lunch biasa kok," sahut Shafira dengan mata tertuju pada pisau yang sedang memotong daging steik.

            Sofia menganggukan kepalanya. "Gue kira lagi rayain kemenangan kamu dipersidangan, Do." Ucap perempuan itu pada Revaldo membuat Shafira menatap Sofia dan Revaldo bergantian.

            "Maksudnya?" tiba-tiba saja rasa lapar Shafira menghilang.

            "Eh sorry lo tau gak kalau Revaldo lagi ada masalah?" tanya Sofia dan Shafira menganggukan kepalanya.

His PromisesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang