[ Chenle ]

563 81 15
                                    

Hujan di luar makin deras, membuat Renjun panik karena adiknya belum pulang.

"Ahelah jadi ga tenang gue!!!"

Renjun bangkit dari meja belajarnya, tugas analisa kapiler membuat kepalanya berdenyut ditambah dengan fakta adanya kemungkinan mati lampu karena hujan deras.

Renjun menuju lemarinya, mengambil sebuah handuk bersih. Ia yakin adiknya bakal basah kuyup karena hujan begini.

Renjun tinggal di sebuah apartemen lantai 7 dengan adik tirinya Zhong Chenle.

Pergi ke ruang tengah, Renjun niatnya ingin memasukan keset di depan pintu apartemennya agar tidak kena rembesan air hujan.

Ceklek. Tapi pintu rumah terbuka sendiri.

"EH KAGET EH KAGET!"

"YAH!! Lo ngapain berdiri di depan pintu gini sih?!" Teriak Chenle kaget.

Renjun kesal, baru aja masuk rumah udah ngomel-ngomel adiknya ini. Untungnya Renjun lebih merasa lega akhirnya Chenle udah pulang, karena jam menunjukkan sembilan malam.

"Lo abis darimana aja!! Liat ini jam berapa! Untung lo tinggal sama gue bukan sama tante lo!"

"NYEYENYENYE jan bawel ah! Lo tau sendiri gue emang sering pulang malem! Eh itu handuk buat gue? Makasih loh!"

Chenle menyambar handuk kuning dengan gambar bebek dari tangan Renjun.

"Yeh, untung gue baik nyampe handuk aja gue ambilin. Itu gue udah masak sup, buruan mandi abis itu makan malem!"

Chenle nyengir melihat panci di atas kompor. Meskipun keduanya sering berantem dan adu mulut, tapi Renjun sebenernya sangat perhatian padanya.

"Awwww makasih kakakku cayangg," sahut Chenle sebelum masuk kamar mandi.

"Dasar bocah," gumam Renjun.

Setelah Chenle mandi, ia langsung menghampiri meja makan dan melihat Renjun sudah duduk disana dengan semangkuk sup dan nasi untuknya.

"Aduh ahjumma makasih loh udah diambilin jadi ngerepotin," kata Chenle.

"Kampret. Udah sini duduk, makan."

Chenle nyengir-nyengir aja dengan kelakuan Renjun yang keliatannya jutek banget tapi sebenernya soft.

Chenle duduk di hadapan Renjun yang sedang berkutik dengan buku catatannya. Tidak mau mengganggu karena Renjun sudah berbaik hati menyiapkan makanan untuknya, Chenle memutuskan untuk makan dengan tenang.

Tapi lama-lama sepi juga rasanya, TV sengaja tidak dinyalakan karena takut kesambar petir. Dan sebenarnya Chenle sadar, seserius-seriusnya Renjun belajar, kayaknya ngga sampe sehening ini.

Biasanya juga Renjun lebih bawel, tapi ini nggak.

Chenle berpikir mungkin ada sesuatu yang terjadi.

Jadi, Chenle mau basa-basi saja dengan Renjun.

"Itu tugas lo?"

"Iya."

"Serius amat bro."

"Ya kalo ga serius ga masuk ke otak sist!"

"Enak aja manggil gue sist!"

"Ya masa gue panggil lo tante," Renjun mendengus, "Kenape? Gue lagi males berantem."

Chenle nyengir lagi, "Nah gitu dong, gue lebih seneng liat lo nyolot daripada lemes gitu."

"Hah lemes apaan?"

"Lu lemes kayak orang tipes," sahut Chenle.

Kalo lagi mode berantem biasanya Renjun udah ngegeplak kepala Chenle pake bukunya. Tapi sekarang Renjun lagi capek, capek hati tepatnya.

youth // yangren - 00lTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang