[ Haechan & Yangyang ]

549 72 2
                                    

Jam 11 malam.

Terdengar dengkuran halus dari si pemilik rumah, Osaki Shotaro.

Sudah dari jam 7 ia ditemani oleh kedua sahabatnya, memesan pizza untuk makan malam, menonton netflix bersama dan akhirnya saling terlarut dengan tugas masing-masing. Sampai akhirnya Shotaro ketiduran dan dua sahabatnya — yang untungnya sangat memanjakannya — mengangkatnya ke tempat tidur.

"Akhirnya tidur juga si bocah!!" Kata Yangyang.

Haechan cuma nyengir. Btw Haechan diperbolehkan menginap oleh Mark, karena Mark tau Haechan butuh bicara dengan Yangyang. Renjun yang malah jadinya ga dateng karena katanya Chenle lagi rewel.

"Yaudah gue sebat dulu," kata Yangyang.

"Ikut!" kata Haechan mengikuti Yangyang yang keluar balkon apartemen Shotaro.

Keduanya duduk, Yangyang mengambil sebatang rokok dari kotaknya, memposisikan rokok pada mulutnya dan menyalakannya.

"Mau lo?" Tanya Yangyang, menghembuskan asapnya.

Haechan menggeleng.

Keduanya terhening sambil melihat bulan di depan mereka. Sangat cerah.

"Yangyang.. gue mau nanya," kata Haechan memecah keheningan.

"Udah gue duga lo dateng karena pengen ngomongin ini sama gue," kata Yangyang. "Tentang semalem kan?"

Haechan agak kaget, ternyata Yangyang tau apa yang ia perbuat pas mabuk?

"Lo inget lo keceplosan?" Tanya Haechan.

Yangyang menggeleng, "Lucas yang bilang ke gue, gue ga inget apa-apa."

Hening.

Haechan jadi bingung harus ngomong darimana.

"...Gue ga bermaksud mau ngorek lo atau gimana, tapi gue ngerasa, sebagai sahabat lo, ada baiknya ini kita bicarain—" kata Haechan.

"Jadi lo udah bicara juga sama Jaemin Jeno?"

Haechan terdiam.

Ternyata bukan dirinya saja yang tau mengenai dua orang itu?

"Lo tau tentang Jaemin Jeno?" Tanya Haechan.

Yangyang menggidikkan bahunya.

"Cuma orang sepolos Taro dan orang denial kayak Renjun yang ga bisa liat apa-apa kalo mereka udah berduaan, Chan."

Haechan mengedipkan matanya. Yangyang ternyata sebegitu perhatiannya dengan yang lain. Padahal keliatannya Yangyang yang paling sering bercandaan dan tidak serius.

"Jadi.. mereka beneran?" Tanya Yangyang, terdengar rasa tidak suka disana.

Haechan terdiam sebentar, bingung baiknya ngomongnya kayak gimana, "Entahlah, kalo mereka berduaan di ruangan kosong terus ada suara Jaemin ngedesah menurut lo mereka ngapain?"

Yangyang hampir tersedak asap rokoknya sendiri.

"Uhuk-uhuk! Hah maksud elo chan!!!?"

Haechan menghela napasnya. Sebenarnya tidak enak bicara begini tapi bagaimana, itulah kenyataannya.

"Gue ngegap mereka lagi begituan di kampus," kata Haechan mengusap wajahnya kasar.

"Lo liat?!!" Tanya Yangyang.

"Kaga. Cuma denger doang, tapi jelas bangetlah gue tau mereka ngapain ga mungkin lagi senam," kata Haechan.

"Lagian gue temenan sama mereka udah dari SD bareng mark juga, gue udah sehari-hari sama mereka, tau kelakuan baik buruk mereka, ya kali gue ga paham sama perubahan drastis mereka dari SMA nyampe sekarang?" Tanya haechan.

"Apalagi semenjak nana jadi soft banget ke jeno. Itu aneh banget buat gue. Meskipun soft ke semuanya juga, tapi gue ngerasa ada perbedaan yang jelas." Lanjut haechan.

"Ga perlu mereka ngomong pun gue sebenernya tau. Tapi gue ga berani buat confront depan mereka karena mungkin mereka punya alesan sendiri. Meskipun gue udah sering nyindir-nyindir kesitu tapi mereka tetep diem."

Hening.

"Sial, ternyata bener Jeno sama Jaemin ada sesuatu," kata Yangyang kesal. "Ya entah mereka punya hubungan atau cuma sekedar begitu, tapi yang jelas ada sesuatu di antara mereka."

Haechan mengangguk, dia pikir pun begitu, ngga mungkin kan ngga ada apa-apa?

"Kenapa sih mereka ga bilang aja ke kita—"

"Kalo lo dan renjun?"

Perkataan Yangyang terpotong oleh pertanyaan Haechan.

Yangyang berasa senjata makan tuan, soalnya diem-diem dia suka juga sama temennya.

"....Ya lo tau kan perasaan gue ke Renjun gimana," kata Yangyang.

"Jadi bener?" tanya Haechan, "Lo suka.. Renjun?"

Yangyang menghela napasnya, "Iya. Tapi dia ga tau dan ga peka total. Dan lo tau kan Renjun suka sama siapa."

"What? Siapa—" Haechan berpikir sebentar, mengingat-ingat perkataan Yangyang waktu itu tentang 'Jeno itu ngga baik buat lo'

"Hah? Renjun suka Jeno?" Tanya Haechan ngga percaya.

"Iya Jeno," jawab Yangyang. "Makanya Renjun galau mulu akhir-akhir ini ngeliat Jeno nempel mulu sama Jaemin," kata Yangyang kesal.

Haechan jadi bingung sendiri.

Yangyang suka Renjun. Tapi Renjun suka Jeno.
Tapi Jeno diem-diem pacaran sama Jaemin.

"Menurut lo ini bakal ngerubah semuanya ngga?" Tanya Yangyang.

Haechan termenung. Dia pun ngga tau. Karena ia baru sadar ternyata bisa serumit ini jadinya.

"Kan lo yang bilang gaboleh pacaran sama anak geng," kata Yangyang. "Sekarang kayak gini, menurut lo gimana?"

Haechan gatau, benar perkiraannya berarti kalau ada yang tumbuh perasaan sesama teman, pasti bakal begini jadinya.

Haechan mengusap wajahnya kasar. Ga mungkin kan dia nyuruh temen-temennya ngilangin perasaan? Gatau, Haechan bingung.

Makanya dari awal haechan udah meringatin temen-temennya tapi tetep aja ternyata, kejadian.

Yangyang yang melihat Haechan keliatan agak frustasi itu menyodorkan rokoknya, "Mau?"

Haechan awalnya meragu, namun ia rasa ia butuh satu batang saja.

"Boleh."

-Tbc

youth // yangren - 00lTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang