Bonus Chapter #2

887 126 9
                                    

Alolaaa~~~
Hehehehe:v
Semangat Puasanya^^











Setelah perkataan Kak Wira barusan, Tiba - tiba MC acara Nikahan Jihan dan Haikal manggil temen - temen pengantin buat ngumpul di depan panggung, waktunya Buang Bunga.

Erin sebenarnya males, cuma biar bisa kabur dari Kak Wira, Erin milih buru - buru jalan kearah depan panggung.

Kak Wira yang sadar sama ucapannya barusan, mengumpat buat dirinya sendiri yang ngasal banget ngomong.

"Kangen sih kangen, tapi tahan dikit dong," celetuk orang di belakangnya yang bikin Kak Wira Noleh, ternyata Mina yang lagi masang muka nahan ketawa.

Kak Wira mendengus dan ninggalin adeknya, terus nyusul Erin dan berdiri di samping Cewe itu.

Jihan di atas panggung udah siap - siap mau lempar bunga, tapi dia edarin pandangan dulu, dan tersenyum pas tatapannya sama Erin ketemu.

"Semoga yang dapet Jomblo, biar bisa nikah tahun ini," kata Jihan sebelum berbalik belakang dan membuang bunganya.

Hap!

Lalu di tangkap.

Iya, di tangkap Erin. Tapi tangan Erin nggak sendiri, ada satu tangan yang megang bunga itu.

Tangan orang yang bikin Erin mau lari aja dari pesta ini.

"CIEEE, CLBK!! AYO LANGSUNG PELAMINAN..!!!!"

Sementara Kak Wira, malah tersenyum manis sambil natap Erin dan ngasih Bunga itu sepenuhnya buat Erin.

"Gimana? Mau nemenin aku jadi mempelai di pesta Nikahan Aku rin?"

***

"HUHUHUHU SATYA JUNI!!!!!!!"

Satya sama Juni udah nutup Kuping denger teriakan Erin. Tiba - tiba datang kerumah Satya yang kebetulan ada Juni juga.

"Kenapa sih Anjir. Kayak Bocah teriak - teriak nggak jelas," kata Satya. Erin nggak jawab malah masang gestur mau nangis.

"Huhuhu Gimana Nih?!" teriak Erin Frustasi.

Satya sama Juni tutup kuping lagi.

"Apasih, Lo kenapa?!" tanya Juni yang lama - lama kesel juga dengan mantan pacarnya yang tidak ada akhlak ini.

"Kalo Juni kemari karna mau Konsul, soalnya dia akhir - akhir ini cemas mikirin nikahannya. Lah Lo? Punya masalah kejiwaan?" tanya Satya yang dihadiahi Pukulan di lengannya oleh Erin.

Satya itu Psikolog, tapi CEO juga. Biasanya Erin, Jihan, Haikal atau Juni  Suka curhat ke dia soal apapun biar di kasih pencerahan.

"Anjing Lo!" Umpat Erin.

"Heh, udah 25 otw 26 tahun. Kurang - kurangin ngumpat!" Erin hanya memutar bola mata malas.

"Gue mau curhat," cicit Erin.

Satya sama Juni ngangguk nungguin kelanjutannya.

"Kak Wira ngajak belikan, tapi ketemuan dulu di taman komplek gue," kata Erin pelan.

"HA?! YANG BENER LO?!"

Kini Giliran Erin yang tutup telinga denger suara mereka berdua. Kayak suara Om - om sumpah.

"Huhuhu iya. Gimana Nih?! Gue harus apa?!" tanya Erin sambil ngacak - ngacak rambutnya Frustasi.

Kayaknya Erin hari ini Frustasi banget deh.

"Mau lo gimana? Yang jalanin kan Elo, masa nanya kita. Kalo yakin yaa Gass aja, kalo gamau yaa jangan," kata Satya yang dapat anggukan Juni.

"Sekarang gue tanya, Lo masih sayang nggak sama Kak Wira?" tanya Juni.

Erin malah nunduk dan nyembunyiin mukanya yang memerah.

"Dih najis. Udah 25 tahun masih malu - malu kucing. Jijik rin," kata Satya bergidik ngeri.

"Tau tuh. Nggak cocok lagi," sambung Juni.

Erin menatap mereka dengan tatapan menusuk.

"Gini - gini Lo berdua pernah naksir gue yaa. Nggak usah belagu," kata Erin.

Satya sama Juni pandang - pandangan.

"Duh Sat, nyesel nggak lo? Gue sih nyesel," kata Juni.

"Sama Jun. Mending naksir Jihan," sambung Satya.

"MATI AJA LO BERDUA!!"

Yang terjadi berikutnya adalah Satya dan Juni menderita akibat jambakkan Erin.

***

Disinilah Erin, duduk berdua bareng Kak Wira di taman yang dulu jadi saksi putusnya hubungan mereka.

Gatau kenapa Kak Wira ngajak ke sini.

"Nggak berubah yaa Rin," kata Kak Wira membuka percakapan.

"Apanya Kak?" tanya Erin.

"Tamannya. Masih sama kayak terakhir Kita ke sini," kata Kak Wira.

"Hehehe iya Kak. Masih sama kayak hari dimana Kakak Mutusin Aku," kata Erin yang bikin Kak Wira otomatis noleh ke dia.

"Maafin aku yaa," Erin menengok ke samping hingga sekarang matanya dan mata Kak Wira bertemu.

"Gapapa. Udah berlalu, nggak usah di ungkit."

"Aku mau nebus itu Rin. Di hari itu, di taman ini, aku mutusin kamu."

Erin menatap Kak Wira, menunggu kalimat selanjutnya.

"Dan di hari ini, di taman ini, aku mau ngajak kamu Nikah. Merry Me Erin?"

Kak Wira nepatin ucapan yang bilang bakal jadiin Erin mempelai di acara nikahannya.

Erin bisa apa selain jawab Yes?













SENENG NGGAK? SENENG NGGAK? SENENGLAH, MASA ENGGAK😭

Satu Chapter lagi yaa^.^

Kakak Pembina [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang