Alolaa~~
Adakah yang masih Bangun?👀Grep...
"Sebentar Rin. Sebentar aja,"
Erin membeku dan terdiam di posisinya sekarang.
Kak Wira meluk dia, dan kalau Erin nggak salah denger, Kak Wira sedikit terisak.
"Kak? Ada apa?" tanya Erin sambil ngusap - ngusap punggung Kak Wira.
Kak Wira balasnya pake gelengan doang.
"Tenangin diri Kakak Dulu, Erin di sini. Kakak nggak usah Khawatir," kata Erin terus menerus bisikkin kalimat penenang buat Kak Wira.
Sementara Kak Wira, dia masih tetep nangis walau nggak bersuara. Rasanya Malam ini pertahanannya Runtuh.
"Udah - udah. Nggak Papa, Nggak Papa. Erin di sini,"
*****
Setelah hampir 20 menit nangis, Kak Wira berhenti dan lepasin pelukannya. Terus natap Erin.
"Rin, Rin aku mau minta maaf. Maaf banget sama apa yang pernah aku perbuat ke kamu dulu rin. Maafin aku," kata Kak Wira sambil genggam tangan Erin dan natap Matanya.
Erin menggeleng. "Nggak. Jangan minta maaf kak, Kakak nggak salah."
"Aku salah Rin, Aku udah nyakitin kamu. Aku selingkuhin kamu rin, aku lebih milih dia yang jelas - jelas cuma nipu aku Rin. A-aku Minta Maaf," kata Kak Wira sambil nunduk.
"Kenapa kak? Apa masalahnya sampe kakak jadi kayak gini?" tanya Erin. Kak Wira natap dia.
Kak Wira narik napas panjang, dan Mulai ceritain Masalahnya ke Erin.
Tentang Sania yang datang cuma buat nipu dia, tentang Sania yang sebenarnya adalah Istri Papanya, dan tentang Mamanya yang masuk rumah sakit gara - gara Penyakit Jantungnya Kambuh karna Pagi itu Papanya ngamuk - ngamuk ke rumah mereka.
Erin yang denger Cerita Kak Wira, ngerasa ikut tersakiti juga. Pasti berat buat Kak Wira selama ini.
Erin narik Kak Wira ke pelukkannya. Terus ngucapin Kata - kata penyemangat Lagi.
"Erin, aku mau ngomong sesuatu." Kak Wira lepasin pelukan mereka, Terus natap Mata Erin dalam.
"Salah nggak kalau aku bilang kalau aku masih sayang sama Kamu Rin?" tanya Kak Wira, bikin Erin natap dia.
"N-nggak Salah Kak," jawab Erin pelan.
"Aku masih sayang sama kamu Rin, Aku emang bodoh banget bisa ketipu Sania. Aku nyesel Rin," kata Kak Wira menunduk.
Ada rasa bahagia di hatinya.
"Aku masih sayang sama Kak Wira, tapi maaf Kak. Aku udah janji buat Buka hati sama seseorang."
****
Dua hari yang lalu..
Pagi itu Erin lagi gabut - gabutnya di Rumah, Juni ngeChat Erin. Ngajak Jalan - jalan keliling Kota.
Karna Erin gabut, jadi Erin Iyain.
Mereka jalan - jalan keliling Jakarta. Bener - bener keliling, sampe Juni harus isi Bensin Dua Kali saking lamanya mereka Jalan - jalan.
Mereka ke berbagai tempat, mulai dari Monas, kota Tua, bundaran HI, sampe Mampir ke depan Gedung Indosiar buat ketemu Lesti yang katanya lagi Syuting. Tapi endingnya yaa tetep nggak bisa ketemu.
Sampe malam, akhirnya mereka berhenti di Taman Menteng. Erin minta Jajan sama Juni, karna Juni baik yaa Juni beliin.
Erin makan berbagai Jajanan, mulai Dari Bakso, Pentol, Siomay, Kebab, Risol, Telur Gulung, Kerak Telor, dan banyak lagi. Sampe Juni kenyang sendiri liatnya.
Juni natap Erin aja, Erinnya sibuk makan Jajanan.
"Kenapa nggak Jajan juga?" tanya Rini.
"Udah kenyang gue liat Lo makan," kata Juni. Erin ketawa kecil, terus lanjut makan.
Abis ngasih Erin makan, tentu saja Juni juga ngasih Erin minum.
Yailah, Keselek nanti Anak orang kalau nggak minum.
"Abis ini mau kemana?" tanya Juni ke Erin. Erin yang lagi Makan Noleh bentar, terus lanjut makan lagi.
"Yaa Pulang lah. Udah malam gini, Nanti gue di cariin Mama." Juni mengangguk.
"Iya bener sih, Kita tadi keluar rumah jam 9 pagi. Pasti Mama Lo sama Tante gue udah nyariin kita," kata Juni.
Abis Erin makan, mereka beneran Pulang. Dan di perjalanan pulang, Erin nggak banyak ngomong Soalnya udah ngantuk.
***
Perjalanan yang di tempuh hampir Sejam itu, Dihabiskan Erin dengan tertidur nyaman di punggung Juni.
Juninya yang kewalahan gara - gara Susah menyeimbangkan Motornya. tapi Demi Erin, apasih yang Enggak.
Sampe di depan Rumah Erin, Juni bangunin Erin yang masih tertidur.
"Udah sampe yaa?" tanya Erin sambil mengumpulkan Nyawanya.
"Iyaa Udah sampe. Lo sih, keasikan tidur banget." Erin nyengir denger Juni ngomong gitu.
Erin turun dari Motor Juni, dan ngasih Helm ke Juni. Abis itu dia berbalik dan nggak lupa ngucapin Terima Kasih ke Juni.
"Makasih Jun," kata Erin terus berbalik mau masuk ke dalam rumahnya.
Tapi Juni Buru - buru turun dan nahan dia.
"Tunggu Rin," panggil Juni.
Erin berbalik dan natap Juni dengan tatapan bertanya.
Juni nyamperin Erin yang beberapa langkah di depannya.
"Gue, mau ngomong sama Lo."
"Ngomong apa?" tanya Erin.
Erin ini ada di ambang sadar, nggak sadar. Ngantuk banget dia parah.
"Rin," panggil Juni.
"Apa?"
"Gue, Boleh gantiin tempat Kak Wira di Hati Lo?"
Mata Erin yang tadinya ngantuk, tiba - tiba jadi terang lagi.
Satu capter lagi Tamat, Double Up boleh?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Pembina [✓]
Teen Fiction[SELESAI] [BELUM REVISI!] Kak Wira Ganteng sih, Tapi Lebih ganteng Sasuke -Erina