Seven : White Silk

1K 180 110
                                    


"Putri, gadis itu sudah menyelesaikan hukuman yang anda berikan."

Gerakan Yeri yang sedang menikmati sebuah apel terhenti, ia menoleh jengah ke arah Jongin yang melapor. "Semuanya?"

"Semuanya."

Yeri membanting apel di tangannya pada meja, ia menatap kesal ke segala arah. Bagaimana mungkin dia sudah menyelesaikan semuanya sebelum tengah hari? "Apa ada yang membantunya?"

Jongin menggeleng pelan, dan dia hanya bisa pasrah ketika putri Yeri kembali mengamuk dengan membanting seluruh makanan yang ada di meja.

"Tenang, putri."

"Bagaimana aku bisa tenang?" Balas Yeri, dia menatap Irene yang bersamanya kesal. "Gadis itu sudah berani menghinaku di depan umum! Dan dia kembali akan mempermalukanku dengan menyelesaikan hukuman dariku!"

"Siapa dia sebenarnya?"

"Mana aku tahu! Aku bahkan tidak peduli dia siapa!"

Jongin menyela, "dia.. selalu berkata kalau dirinya seorang putri."

"Putri?"

"Benar selir Irene, beberapa kali dia selalu membangkang dan selalu menyebut status yang dia miliki." Jongin mengingat-ingat. "Dia juga bilang kalau dia datang kemari untuk seseorang yang telah memenangkannya dalam sayembara di Kogo."

"..."

Merasakan tatapan kedua wanita berkuasa itu membuat Jongin menarik napasnya dalam, dia mungkin sudah gila karena akan mengatakan ini terutama pada putri Yeri, yang dia tahu sangat menyukai orang yang sama. "Dia.. datang untuk-"

"Untuk?"

Si kepala Kasim itu meneguk ludahnya susah payah. "Jenderal Jungkook."

PRANK

Mendengar itu membuat Yeri menyapu habis piring dan gelas kristal yang ada di atas meja hingga terlempar secara paksa hingga pecah. "Apa yang baru saja kau katakan itu, Kasim bodoh!"

"Maafkan hamba putri.." Jongin ketakutan. "Hamba hanya menyampaikan apa yang hamba dengar.. S-selir Jisoo juga tahu soal ini."

"Jisoo tahu?"

Irene mendecih, "dasar perempuan ular, dia mencoba menusukmu dari belakang, putri."

"Tidak akan kubiarkan!" Desis Yeri, "tidak akan pernah."

"..."

"Baik gadis itu, maupun Jungkook.. aku tidak akan pernah membiarkan mereka bertemu!" Yeri melirik Jongin tajam. "Kau.. lakukan apapun yang aku perintahkan!"

"B-baik, putri.."

.

.

.

Putri Lisa memilih langsung memasuki ruang tidur bersama saat dia merasa jika sebagian dari tubuhnya sudah remuk, ia berjalan gontai menuju kasurnya dan merebahkan dirinya di sana. Dia benar-benar lelah, dan merasa jika lebih baik dia di hukum dengan berlatih pedang seharian penuh tanpa henti dibanding harus mencuci pakaian.

Belum lagi luka-luka kecil pada jemarinya yang terus berdenyut, membuat sang putri harus meringis ketika mencoba menggerakkan kedua tangannya yang juga terasa pegal bukan main. Pintu ruangan terbuka, Chanyeong datang dengan beberapa buah persik yang terlihat segar sambil tersenyum.

"Aku mencarimu sejak tadi."

"..."

"Ini ambil," Chanyeong memberikan satu dari dua buah persik yang ia bawa pada sang putri. "Makan dengan cepat sebelum kepala Kasim menyebalkan itu menemukannya."

The Empress of Fire (TaeLiceKook) [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang