Thirthy-two : Twilight

1K 165 63
                                    


Tiga bulan berlalu sejak kelahiran pangeran Taeyong, dan permaisuri Lisa yang di tempatkan pada kamar utama dalam istana para wanita. Kaisar Taehyung memberikan kamar mendiang ibunya pada Lisa sebagai bentuk penghormatan juga cinta yang begitu besar.

Rasa terimakasih yang tidak dapat ia ungkapkan, serta kasih sayang sepanjang masa dari pria itu pada istrinya itu. Hati Lisa menghangat setiap hari, melihat Taehyung selalu berada di sisinya membuat Lisa luluh dan mengisi hatinya dengan senyum sang kaisar.

Mungkin inilah yang takdir inginkan, ketika ia sibuk mengejar cinta yang lain, Lisa lupa menoleh ke belakang dan menyadari kalau ada yang sudah menunggunya sejak lama. Ia bersyukur kala Taehyung tetap menunggunya, walau tanpa terucap, tatapan penuh damba pria itu di setiap sorot mata mereka bertemu seolah menjelaskan semuanya.

Lisa sudah menjadi seorang ibu, untuk yang kedua kalinya.

Pangeran kecilnya, pangeran Taeyong yang manis dan tampan.

Buah hatinya.

Buah cinta mereka berdua.

Lisa mengayun pelan ayunan Taeyong sebelum Chanyeong mengambil alih tugas itu. Dia meminta Lisa beristirahat karena sudah sejak pagi ia mengasuh Taeyong pada pangkuannya. Sang permaisuri baru saja akan beranjak sebelum seorang dayang masuk dan membawa gulungan surat dengan lambang dinasti Kogo.

"Kakak.." Lisa mengambilnya sumringah, ia tidak menunggu lama untuk membuka isi gulungan tersebut lalu membacanya. Satu persatu kalimat ia cerna, pangeran Seokjin menanyai kabarnya di awal paragraf. Namun, apa yang ia baca selanjutnya mendadak membuat tubuhnya dingin dan bergetar.

Bibirnya terbuka dan tertutup kehilangan kata-kata. "A-ayah.."

Ayahnya, Kaisar Gong Yoo telah wafat karena sakit.

"Ayah.." airmata Lisa turun membasahi kedua pipinya.

Berarti satu bulan lalu adalah terakhir kali mereka berjumpa, saat itu ayahnya kembali mengunjungi Lisa  ke Hi untuk melihat cucu laki-lakinya. Dia menghadiahkan dua buah pedang kembar pada Lisa, Gong Yoo bilang dua pedang itu tidak dapat dipisahkan dan dia memberikan satu untuk pangeran Taeyong, lalu satu lagi untuk pangeran yang akan Lisa lahirkan setelah Taeyong.

Sang permaisuri terduduk lemas, Chanyeong segera menghampirinya dan mengambilkan segelas air untuk wanita itu. "Lisa.. ada apa? Apa ada berita buruk?"

"Ayahku.. meninggal dunia."

Chanyeong turut berduka, dia memeluk kepala Lisa untuk menenangkannya. Setelah kaisar Gong Yoo wafat, pangeran Seokjin akan langsung naik tahta. Kakak lelakinya itu meminta Lisa datang, untuk melihat pemakaman sang ayah juga untuk mendampinginya naik tahta.

"Aku harus pergi ke Kogo.."

"Tapi.. kaisar sedang tidak ada di istana, beliau pergi berburu dan belum kembali."

Lisa menghapus air matanya, "aku tidak bisa menunggu, Taehyung bisa menyusul kita nanti." Dia menoleh pada Chanyeong, "Persiapkan barang bawaan, aku akan membawa Areum dan Taeyong ikut denganku."

"Baiklah." Chanyeong mengangguk, "aku akan minta Jimin menemani kita dan mempersiapkan kereta kudanya."

"Hm..."

.

.

.

"Yang mulia.." Jimin telah siap dengan kudanya, sekitar dua puluh orang prajurit berkuda akan turut serta dalam perjalanan permaisuri Lisa kali ini. "Aku turut berduka atas meninggalnya kaisar Gong Yoo.."

The Empress of Fire (TaeLiceKook) [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang