Five : the Palace

937 175 54
                                    


Siapa pria beruntung itu?

"Tuan putri!"

Setelah agak lama, sang kusir menghampirinya dengan tergopoh-gopoh. Wajahnya menyiratkan kelegaan, "Rodanya sudah berhasil diganti, kita bisa meneruskan perjalanan."

Lalisa tersenyum tipis, ia menoleh pada Tae. "Terimakasih atas bantuanmu, tuan."

"Kau akan pergi sekarang?"

"Ya.."

Kaisar terlihat ragu, lalu melirik pada para bawahannya yang berdiri di dekat kereta kuda. "Baiklah, akan ku antar sampai desa terdekat."

"Akan kuingat kebaikanmu ini sampai nanti."

.

.

.

Akhirnya mereka kembali melanjutkan perjalanan, putri Lisa telah berada di dalam kereta kudanya, dan sang kaisar yang berkuda di sebelahnya. Desa terdekat Hi berjarak satu jam dari hutan ini, dalam waktu sesingkat itu, kaisar Taehyung beberapa kali mencuri pandang ke arah jendela kereta yang terbuka hanya untuk melihat wajah sang putri.

Dia tidak akan pernah melupakannya.

Karena jika tujuan sang putri memang adalah Hi.

Mereka pasti akan bertemu lagi.

"Kita sudah sampai, putri.."

Mendengar itu membuat Lalisa kembali melihat area luar dari jendela kereta. Ia melihat pemukiman warga yang ramai, juga pasar yang akan mereka lalui. Dia menatap Tae, lalu mengambil beberapa koin emas yang pangeran Seokjin bekalkan padanya.

"Ambilah.."

Tapi kaisar hanya memandang bingung pada tangan Lisa yang terjulur memberikan koin ke arahnya.

Sang putri masih menunggu, "Aku tidak bisa memberi apapun untuk kebaikanmu, setidaknya ambilah ini.."

Para prajurit kaisar Taehyung saling melempar pandangan terkejut. Tetapi dengan ringannya, sang kaisar mengambil koin-koin itu dan ia simpan dalam kantungnya. "Terimakasih, putri."

"Kita berpisah di sini?"

Taehyung terkekeh kecil, "kita pasti akan bertemu lagi." Lalu ia menarik tali kekang kudanya, dan mengambil arah yang berlawanan dari jalur kereta sang putri tanpa mengatakan apapun.

Putri Lisa mengamati kepergiannya dalam diam, dia bersyukur karena bertemu orang baik seperti Tae. Dia rasa mungkin setelah ini, langkahnya akan lebih mudah, dan ia meminta pak kusir untuk kembali berjalan.

Menuju gerbang utama istana Hi.

.

.

.

Setelah melewati tiga desa, akhirnya ia sampai pada alun-alun kota, suasana tampak ramai dan kereta sang putri tidak bisa melangkah lebih dekat lagi. Melihat itu, Lalisa memutuskan turun dan membawa barangnya. Si kusir mengikutinya, wajahnya nampak khawatir karena keadaan yang terlalu ramai untuk sang putri.

"Putri, tunggulah hingga malam.. terlalu ramai, anda mungkin saja bisa terdorong-dorong di sana." Unjuk si kusir.

Tetapi Lalisa malah menggeleng, "tidak apa, aku bisa mengatasinya." Ia juga mengambil beberapa koin dari dalam buntalan bawaannya. "Ambil ini, terimakasih telah mengantarku sejauh ini."

"Tidak putri, jangan begitu. Hamba hanya melakukan pengabdian terakhir pada anda dan pangeran Seokjin." Tolaknya.

"Aku tidak menerima penolakan, ambilah.." titah Lisa. Dia memberi kusir itu hampir dari setengah isi kantung koin emas yang Seokjin berikan. "Anggap ini hadiah pensiun dariku."

The Empress of Fire (TaeLiceKook) [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang