Thirty-seven : the Sun behind the Clouds

971 150 97
                                    


"Ayah.. ibu itu seperti apa?"

Jungkook mengelus kepala Jeonsan di pangkuannya sayang. "Ibumu adalah yang terbaik, seorang putri pemberani dari Kogo." Lanjutnya. "Dia sangat baik hati, tapi juga sangat keras kepala."

"..."

"Ibumu merupakan satu dari sedikit orang yang bisa menghargai hidup orang lain tanpa memandang status atau dari kasta mana dia dilahirkan. Dia juga cerdas, seluruh perkataan yang keluar dari bibirnya pun hanyalah hal baik saja, kecantikannya setara seorang dewi walau terlahir dalam tubuh manusia."

"..."

"Ibumu seperti berasal dari tempat di mana doa-doa dikabulkan." Jungkook tersenyum, "Dia murni, tapi memikat."

Jeonsan mengangguk tanda setuju, "Aku bisa melihat itu. Tapi.. ayah, kenapa ibu meninggalkan kita?"

"Itu.." suara Jungkook melirih. "Itu adalah salah ayah,"

"Salah ayah?" Jeonsan bangun dan terduduk di sisinya. Melihat Jungkook yang memandang lurus pada halaman belakang paviliun mereka. "Apa yang sudah ayah lakukan?"

"Ayah.. menghancurkan ibumu, tidak hanya fisiknya tapi juga perasaannya." Si jenderal terkekeh, "Ayah gagal menepati sumpah ayah untuk melindungi ibumu, ayah gagal menjadi suami yang baik karena.."

"Karena?"

Jungkook tersenyum menatap putranya. "Karena ayah terlahir bukan sebagai seorang Kaisar seperti ayah pangeran Taeyong."

"Apa untuk melindungi ibu, haruslah menjadi seorang kaisar?"

Jungkook menggeleng, "Terkadang ada beberapa hal yang tidak bisa dilampaui oleh orang biasa seperti aku. Apa yang sudah terjadi pada ibumu di masalalu benar-benar mengerikan, sehingga hanya perlindungan dari kaisarlah yang bisa membuat ibumu tetap hidup dalam kedamaian."

"..."

"Apa yang kau pikirkan, nak?"

"Aku sudah membulatkan tekad ayah." Kata Jeonsan lagi. "Aku akan tumbuh menjadi pria yang tangguh, pria yang walaupun tidak ditakdirkan menjadi seorang kaisar dapat melampaui batasan-batasan itu dengan kekuatan yang ku punya untuk melindungi ibu."

"..."

"Aku pasti akan melakukannya. Aku akan menjadi kekuatan ibuku."

"Putraku."

Jeonsan memeluk sang ayah lagi, "Aku juga akan menjadi kekuatan dari saudaraku."

"Janji seorang laki-laki harus kau pegang teguh sampai mati, kau mengerti kan?"

"Mengerti ayah!"

"Kalau begitu tidurlah, hari sudah malam." Jungkook mencium kening Jeonsan. "Besok kau harus mulai mempersiapkan diri untuk pendidikanmu."

"Selamat malam, ayah."

"Selamat malam."

Jeonsan berdiri, senyumnya pudar tak kala mendapati presensi Tzuyu yang menatapnya canggung. Dia membungkuk, "Selamat malam, ibu."

"..."

Jungkook mengusap wajahnya, dia mendengkus dan segera akan beranjak dari tempatnya. Tapi Tzuyu sepertinya belum akan membiarkannya melalui malam ini dengan tenang.

"Ada apa?"

"T-tuanku.. yang tadi-"

"Sudah. Cukup." Jungkook menghentikannya. Dia benar-benar lelah. "Aku ingin istirahat."

The Empress of Fire (TaeLiceKook) [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang