Twenty-six : Our Plan

1K 162 48
                                    

Satu jari Lisa menyentuh bibirnya pelan. Ia mendesah sambil mengusap wajahnya.

"Kau mau memakai hanfu yang mana?"

"Yang biru."

Chanyeong meletakan hanfu ungu yang tidak Lisa pilih, "Duduklah, aku akan mengeringkan rambutmu dulu."

"Hm.."

Chanyeong mengoleskan minyak kasturi pada telapak tangannya sebelum ia oleskan ke rambut panjang Lisa. Ia memberikan sedikit pijatan pada pelipis, dan tengkuk wanita itu agar Lisa bisa rileks. Saat tiba di kamarnya tadi, sang putri terlihat gelisah, Chanyeong tahu ada yang tidak beres namun dia enggan bertanya, lebih membiarkan Lisa siap untuk bercerita padanya.

"Bagaimana dengan rambutmu?"

"Hias dengan ringan saja, toh semua akan terlepas oleh Taehyung nanti."

Sahabatnya terkekeh, "baiklah,"

Chanyeong menyisir rambut Lisa pelan, dia melilitkan ujung rambut si tuan putri pada besi kecil yang sudah di panaskan untuk membuatnya lebih bergelombang. Sentuhan terakhir pada wajah Lisa, Chanyeong menepuk pelan pipi putihnya menggunakan kain yang sudah dilumuri bubur buah gambir dan ditumbuk dengan bunga mawar.

Sang putri sudah terlihat lebih segar, dia berdiri lalu menerima wewangian yang Chanyeong pakaikan pada bagian leher, dada juga kedua pergelangan tangannya.

"Aku pergi dulu."

Chanyeong mengangguk.

Diamnya Lisa tidak seperti biasa, pikirannya kacau akibat ciuman Jungkook sore tadi. Pria itu menuduhnya masih memiliki rasa cinta untuk dia, dan sialnya Jungkook memang benar, sesakit apapun hari-hari yang sudah dia lalui, melupakan sang jenderal nyatanya adalah bagian tersulit.

Cintanya begitu besar sehingga ia mampu meninggalkan apapun, tapi kini semua bukan tentang dirinya lagi. Lisa hanya ingin membalas dendam, dan sekali lagi berkorban perasaan. Lisa mencoba menerima Taehyung, hanya lewat kuasanya saja Lisa bisa mendapat kekuatan untuk melawan, hanya karena pria itu saja semua jalan akan terbuka untuknya.

Kejam jika menganggap Lisa memanfaatkannya, Lisa menyayangi Taehyung, dia pria baik yang sangat ia kasihi. Saat ia pikir, mencoba bertahan hidup selamanya di sisi sang kaisar terasa tak sulit, fakta lain juga menghantamnya kalau hal itu tidak akan mudah selagi Jungkook berkeliaran di sekitarnya.

"Kau.. mau ke mana, putri?" Jongin menghadangnya dengan senyum santun.

"Kaisar memintaku untuk datang malam ini."

Si Kasim menggaruk pipinya yang tak gatal sambil terkekeh bingung. "Ku rasa ada sedikit kesalahan, putri.."

"Kesalahan?"

"Yang mulia, sudah meminta selir Irene untuk menemaninya malam ini."

.

.

.

Tok tok tok

"Masuk!"

Irene masuk dengan senyum merekah, ia membungkuk pada Taehyung yang memunggunginya. "Yang mulia."

Kaisar berbalik, wajahnya tidak membuat ekspresi apapun ketika melihat Irene yang kini berjalan mendekat.

"Kau memanggilku?"

"Hm."

Irene terkikik, dia memeluk Taehyung. "Aku merindukanmu.. sudah lama sekali sejak kita memiliki waktu berdua."

.

.

.

Lisa mengeraskan wajahnya. "Minggir."

The Empress of Fire (TaeLiceKook) [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang