Nine : Hunt

1K 177 86
                                    


Pagi harinya resmi menjadi seorang wanita dan istri.

Sejak bangun dari tidurnya, Lalisa memilih untuk segera membersihkan diri dan mengenakan kembali pakaiannya untuk mulai menjalani aktifitas. Ia memandang Jungkook yang masih tertidur tanpa mengenakan apapun dengan hanya tertutup sehelai selimut dalam diam.

Membuatnya kembali tersenyum malu, lalu lekas pergi ke area pemandian. Di dalam sana, Lalisa menyampirkan beberapa aroma wewangian yang enak juga susu untuk mandi. Ia melepas kain pada tubuhnya sebelum masuk ke dalam kolam.

.

.

.

Jungkook menyusul putri Lisa bangun, setelah rentang waktu yang cukup lama. Ia melihat cahaya matahari yang sudah tinggi di luar, dia terdiam beberapa saat ketika memastikan suara yang dia dengar.

Dari arah dapur.

Tanpa niat membersihkan diri dulu, si jenderal kembali memakai celana juga baju atasannya dan keluar dari kamar mereka. Dia mendapati seluruh rumahnya sudah rapi dan berkilau, saat berjalan ke arah dapur yang rupanya tengah berusaha sang putri kuasai.

Lalisa masih membelakanginya, dengan sesekali meniup api pada tungku agar bisa memasak. Ia terbatuk-batuk beberapa kali, sampai akhirnya bisa meletakan sebuah kendi untuk menanak beras yang sudah ia cuci.

Masih dalam diamnya, sang jenderal tersenyum kecil. Dia memperhatikan punggung kecil wanita yang telah menjadi pendampingnya itu, mulai dari rambut basahnya yang terurai, hanfunya yang menyeret di atas lantai, sampai tangan putih yang terlihat sangat hati-hati ketika mencoba memotong ikan.

Set

"Ah.."

"Putri!" Jungkook menghampirinya, dia duduk tanpa alas di depan Lisa. Mengambil jari sang putri yang tak sengaja terkena pisau dapur. "Kau berdarah."

"Tidak apa.. aku.. kurang hati-hati."

Jungkook menghela napas, jelas sang putri tidak biasa melakukan hal seperti ini. Bukan tidak mungkin ini juga adalah pengalaman pertamanya, jemarinya tercipta untuk menunjuk dan memerintah seseorang bukan untuk berkutat di dalam dapur.

Tanpa sungkan, sang jenderal membawa jari yang terluka itu ke dalam mulutnya. Dia menghisap darah sang putri yang terus menetes, lalu menciumnya kemudian. "Kau tidak perlu melakukan ini, putri."

Lalisa menunduk, "tapi ini adalah tugasku, tuanku." Dia tersenyum, saat Jungkook mengelus pelan rambutnya. "Aku ingin kau memakan makanan yang kubuat."

"Aku akan senang, tapi aku menjadi gusar kalau kau terus terluka ketika mencoba melakukan sesuatu untukku." Jawabnya. Dia menghela napas, "aku harus segera mencari seseorang untuk membantumu."

"Terimakasih, tuanku."

"Aku mandi dulu," dia mengecup kening sang putri dan beranjak dari sana.

.

.

.

Paviliun Jungkook yang sepi terasa lebih hidup sejak putri Lisa tinggal bersamanya. Rumah yang lebih terawat, suara-suara yang menandakan jika seseorang sedang mengerjakan sesuatu membuat Jungkook betah berlama-lama. Mereka duduk berhadapan dengan sebuah meja kecil di antara mereka.

Hidangan yang sangat sederhana namun berhasil menggugah selera si jenderal yang sudah lama tidak menyicip makanan rumahan. Sang putri kembali berseri saat ia mulai menghidangkan nasi juga sup ikan pada mangkuk Jungkook, melihat betapa senangnya dia membuat Lisa bertekad akan belajar memasak macam hal untuk suaminya.

The Empress of Fire (TaeLiceKook) [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang