Thirty-six : Who's my Mother?

1K 169 96
                                    

Makan malam mereka berlangsung tenang.

Jeonsan menerima mangkuk nasi dari ibunya, sang ayah duduk di tengah-tengah mereka menikmati hidangan yang tersedia. Senyum merekah dari wajah polosnya, hari ini berlangsung sangat baik, di mana segalanya terasa menyenangkan dan lengkap.

Suapan pertama ia kunyah semangat, masakan sang ibu masuk dan diterima nyaman oleh lidah maupun perutnya. Jeonsan memandang kembali wajah kedua orangtuanya, dia mengingat bagaimana keakraban yang terjalin antara putri Areum dan pangeran Taeyong.

Sedikitnya Jeonsan merasa kesepian, karena sampai sekarang belum juga memiliki saudara.

"Ibu.."

"Ya?"

"Boleh aku punya adik?"

Hening.

"Uhuk-uhuk." Jungkook terdesak, dia mengambil air minumnya cepat sambil menepuk dadanya. "Jeonsan!"

Kepala si anak tertunduk, "Maaf ayah.."

Sementara Tzuyu tersenyum mendengarnya, "Soal itu, memang harus ditanyakan tuanku.."

"..."

"Jeonsan sudah besar, diusianya bahkan aku memiliki tiga orang adik."

"I-iya ayah, terkadang aku iri melihat kedekatan putri Areum dan pangeran Taeyong. Kapan aku bisa bermain bersama adikku seperti itu-"

"Jeonsan!" Suara Jungkook meninggi, wajahnya mengeras dan ia tidak mau lagi dibantah. Sang jenderal menghela napas. "Aku sudah kenyang!" Lalu pergi dari sana menuju kamar.

Wajahnya kembali layu, ia menghabiskan makan malamnya dalam diam dan berterimakasih pada sang ibu sebelum masuk ke kamarnya sendiri. Tzuyu sendiri mendesah ringan, tinggal menunggu waktu sampai Jungkook bertekuk lutut di depannya karena tidak bisa menolak keinginan putra mereka.

Ia tersenyum kecil, sudah sepuluh tahun maka menunggu sedikit lagi tidak menjadi masalah.

.

.

.

Lisa terbangun saat subuh, ia mengerang karena sakit kepalanya kambuh lagi. Sambil berusaha duduk, ia memijat pelipisnya pelan dan mengambil segelas air untuk minum. Belum mereda juga, ia menambahkan air lagi namun tangannya pun ikut bergetar sehingga teko dan gelas jatuh di lantai kamarnya.

Chanyeong muncul tak lama setelah mendengar suara ribut dari kamar sang permaisuri. "Lisa.."

Permaisuri itu hanya mengaduh.

"Ya ampun, kepalamu sakit lagi?"

Lisa mengangguk, Chanyeong mengambil minyak mawar untuk memijat kepala si permaisuri. "Kemarilah.." kepalanya ia letakan pada pangkuan Chanyeong, "kau akan merasa lebih baik."

"Hmmm..."

"Jangan dulu keluar kamar, beristirahatlah.. kau terlalu lelah mengurusi istana para wanita dan kadang sampai terlambat makan."

"..."

"Mau kubuatkan sesuatu? Bagaimana dengan campuran madu dan kacang almond?"

"Boleh."

Chanyeong tersenyum, "akan kubuatkan setelah ini."

"Apa anak-anak belum bangun?"

"Hmm.. Putri Areum sedang mandi bersama beberapa dayang, kalau pangeranmu masih pulas di ranjangnya."

Lisa terkekeh, membayangkan wajah lucu Taeyong saat terlelap. "Aku sangat mencintai mereka."

"..."

The Empress of Fire (TaeLiceKook) [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang