Fourty-one : The New Emperor of Hi

999 160 81
                                    

Iringan permaisuri Lisa tiba di pelataran Hi, kaisar yang tahu kalau istrinya menyusul ke asrama nampak tegang. Namun, suasana itu hilang begitu saja saat senyum Lisa terlempar ke arahnya sedetik setelah dia turun bersama pangeran mereka. Taeyong berlari menuju sang ayah, sementara Lisa berjalan pelan ke arah mereka.

Tatapannya sedikit menaruh curiga pada wajah letih sang permaisuri. "Kau.. dari mana saja? Aku mencarimu sejak kemarin."

Lisa masih memasang senyum lelah, "Aku melakukan tugas seorang ibu untuk melindungi anaknya." jemari lentiknya mengelus sayang rambut Taeyong. "Asrama Taeyong diserang."

"!"

"Untunglah, putraku selamat."

"Diserang?" Taehyung melirik Namjoon yang mengeraskan wajahnya. "Lalu bagaimana-"

"Seperti yang kau lihat, Taeyong aman. Aku datang tepat waktu.." napas Lisa tercekat saat meneruskan ucapannya. "Putraku selamat, tapi.. tidak dengan sahabatnya."

Taehyung menatap Lisa penuh arti, di satu sisi ia lega, namun di sisi lain dia masih gelisah karena Jungkook berhasil melarikan diri dari para pembunuh bayaran yang ia tugaskan untuk membunuhnya. Kaisar memaksakan senyumnya, saat menarik Lisa ke dalam pelukan. Lisa tidak menolak, tapi wajahnya yang semula baik-baik saja berubah.

Sorot matanya terlihat kecewa, hatinya begitu sakit walau ia tetap membalas pelukan suaminya. Dia tidak bisa percaya kalau pria yang punya pelukan sehangat ini, memiliki hati yang begitu dingin, mungkin saja tidak berhati. Dia menenggelamkan wajahnya pada bahu Taehyung, ketika pria itu berbisik. "Syukurlah.. "

'Apa yang kau syukuri, Tae?'

Mereka terlepas, dan Lisa memasang lagi wajahnya yang biasa. "Aku sangat cemas saat tidak bisa menemukanmu di seluruh penjuru istana. Tapi sekarang kau di sini, istirahatlah.. wajahmu nampak begitu letih."

Lisa mengangguk, "Aku permisi." dia membawa Taeyong jauh dari ayahnya yang masih melihat mereka, sebelum berbalik pergi bersama Namjoon ke arah yang berlawanan.

Jimin mengiringi Lisa dan Taeyong dari belakang dalam diam, sementara si pangeran muda terus mengawasi wajah ibunya yang telah kehilangan binar.

Lebih parah dibanding saat Areum pergi.

"Ibu.."

"Iya?"

"Boleh aku bertanya sesuatu?"

"..."

"Kenapa ibu bilang kalau Jeonsan tidak selamat?"

Langkah Lisa berhenti, lalu tertawa pelan tanpa memperlihatkan wajahnya yang penuh beban ke arah Taeyong. "Biarlah seperti itu sayang, biarkan ayahmu tahu kalau putra ibu hanya Taeyong saja."

"..."

"Taeyong mau kan menjaga rahasia ibu ini, nak?"

Taeyong mengangguk, "Baik, bu."

Chanyeong menghampiri mereka, dia menggeleng. "Komandan Shindong tidak mampu bertahan. Dia mengembuskan napas terakhirnya saat kau pergi menyusul pangeran."

Lisa memejamkan matanya, bersamaan dengan air matanya yang jatuh. Pria baik yang telah melindungi putranya selama ini telah pergi, dedikasinya tidak akan pernah bisa Lisa balas dengan apapun. "Kau.. sudah minta prajurit kepercayaanku untuk memakamkannya dengan layak?"

"Sudah. Aku sudah mengurus semuanya."

"Terimakasih Chae.." Lisa menuntun Taeyong ke arah Chanyeong. "Tolong bawa pangeran ke kamarnya."

The Empress of Fire (TaeLiceKook) [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang