Twenty-Eight : Return

998 155 36
                                    

"Putri.."

"Di mana Taehyung?"

"Yang mulia ada di dalam." Namjoon mengulum bibirnya, "Beliau demam tinggi, tabib berpesan kalau yang mulia harus tetap berada di dalam kamar dan tidak ada yang boleh menemuinya agar wabah tidak menyebar."

"Kemarin malam Taehyung masih baik-baik saja, kenapa bisa jadi begini?"

Namjoon menggeleng. Dia menahan Lisa yang bergerak untuk masuk, "Putri, kau mau ke mana?"

"Aku ingin melihat Taehyung!"

"Tapi-"

"Aku tidak peduli, kalian bisa mengisolasi kami berdua!"

Namjoon mengalah dan menyingkir dari jalan Lisa. Sang putri melangkah masuk ke dalam kamar kaisar, ia melihat ranjang yang Taehyung tempati dikurung oleh kelambu sutra, seorang tabib yang menutup wajahnya membungkuk ke arah Lisa.

"Bagaimana keadaannya?"

"Yang mulia berada dalam kondisi yang sangat kritis, putri. Virusnya menyebar cepat, hingga kaisar sampai kehilangan kesadarannya."

"T-tae..."

"Putri itu-"

Lisa menahan teguran si tabib, dia tetap membuka kelambu di sana dan duduk sembari menggenggam telapak tangan Taehyung yang dingin. "Apa yang terjadi padamu, Tae?" Pandangannya sayu saat mengelap kening Taehyung yang berkeringat. "Bangunlah, kau tidak bisa seperti ini..

"..."

"Jangan tinggalkan aku.."

"..."

"Bangunlah, kaisar.." airmatanya jatuh, menetes tepat pada punggung tangan pria yang terkulai lemah di ranjangnya.

"Putri..."

Lisa bergeser saat tabib akan memberikan kompresan cuka untuk menurunkan demam Taehyung. "Kaisar pasti pulih kan?"

"Aku akan melakukan yang terbaik untuk kaisar."

Lisa mengangguk, dia berdiri dari sana namun ia hampir terjatuh jika tabib itu tidak lekas memeganginya. "Aku tidak apa.."

"Duduklah dulu putri, setelah aku selesai mengompres kaisar, aku akan memeriksamu."

"Baiklah.." Lisa mengambil tempat pada kursi nyaman yang biasa Taehyung duduki ketika membaca. Maniknya memperhatikan wajah pucat Taehyung yang terlihat lemah tak berdaya. Pria tangguh yang selalu melindunginya tengah berada di ambang hidup dan mati, membuat Lisa merasa sesak karena ia tak mau lagi menjadi yang ditinggalkan.

Taehyung tak boleh meninggalkannya.

Tidak boleh.

Pintu kamar terbuka, Namjoon masuk bersamaan dengan tabib yang selesai merawat kaisar dan berniat memeriksa Lisa.

"Putri, kau baik-baik saja?"

"Putri sedikit pusing, aku akan memeriksanya juga."

Namjoon mengangguk, ia berdiri menunggu di dekat Lisa saat tabib itu mengambil sebelah tangannya untuk merasakan denyut nadi sang putri. Ia terdiam, lalu beralih nadi yang terletak di tengkuk Lisa. "Putri, maaf.. aku harus memeriksa juga tubuhmu."

"Baiklah."

Namjoon bergerak membelakangi mereka demi kesopanannya sebagai bawahan ketika si tabib mulai membuka hanfu yang Lisa gunakan. Pemeriksaan berlangsung cukup lama, hingga tabib wanita itu membantu Lisa membereskan kembali pakaiannya.

"Putri.. selamat, anda tengah mengandung."

"Apa?"

Namjoon menoleh sedikit, saat ia melihat Lisa sudah kembali berpakaian barulah ia berbalik. Dia menatap si tabib, memintanya mengulangi perkataannya barusan.

The Empress of Fire (TaeLiceKook) [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang