Eight : Blaze

1K 178 107
                                    

Kedua mata berbeda warna itu bertemu, bukan kebahagiaan yang sang putri temukan, melainkan hanya kecemasan yang melanda wajah sang jenderal. Ia yang tak mengerti apapun segera berdiri, tanpa melepas tatapannya. Sampai guru Hoseok bertepuk tangan untuknya, diikuti para tamu yang lain.

"Selamat, selamat." Ucap Hoseok, "kaisar telah memilihmu." Dia mengambil sapu tangan sutra putih yang tadi kaisar lemparkan.

Benda itu terjulur ke arah putri Lisa yang masih bertanya soal maksudnya. Ia melirik pada Tae yang ternyata adalah kaisar Hi dengan pandangan bertanya. Namun pria yang masih tenang pada singgasananya itu hanya tersenyum kecil.

Atensi sang putri beralih pada Hoseok yang masih ada di sampingnya. "Apa maksud dari ucapanmu? Kenapa kaisar memilihku?"

"Apalagi, tentu saja karena yang mulia menyukaimu." Bisik Hoseok, dia mencondongkan dirinya ke arah Lisa. "Dia ingin menghabiskan malam ini denganmu.."

"Apa?"

"Hei, Pelankan suaramu! Atau kita berdua akan berada dalam masalah."

Dalam masalah? Ya, jika putri Lisa tidak bicara sekarang maka seluruh hidupnya akan terjebak dalam masalah mulai sekarang. Dia kembali mendongkak, menatap sang Kaisar yang juga masih terpaku padanya dengan berani tanpa mengurangi rasa hormatnya.

"Maafkan aku.." Lalisa menghela napasnya, "yang mulia.."

Semua orang saling melempar pandangan.

"Kukira kita berdua sama-sama tahu situasi yang sedang terjadi."

Hoseok melotot ke arahnya, dia bahkan sampai mencubit kecil lengan sang putri, hingga kaisar sendiri yang memberi izin putri Lalisa untuk bicara.

"Biarkan dia bicara."

"S-sesuai perintah anda, yang mulia."

Putri Lisa mencoba memilah kata-kata yang tepat. "Jauh sebelum aku mengetahui kebenaran tentang anda, yang mulia sendiri sudah mengetahui tujuanku datang kemari."

"..."

"Aku datang untuk menikah." Lantang sang putri. "Dengan meninggalkan kekaisaran ayahku dan meninggalkan seluruh yang aku punya, aku mengadu nasib kemari hanya untuknya."

Pandangan kaisar Taehyung turun membuat apapun yang sedang ia pikirkan menjadi tak terbaca oleh siapapun.

"Aku tahu ini lancang, tapi aku menolak untuk menjadi salah satu wanita anda." Sang putri mengabaikan mereka, para keluarga kaisar juga penjabat kekaisaran yang berdiri dari duduknya hanya untuk mengecam apa yang baru saja dia katakan. "Aku menolaknya."

"Lancang!" Ibu suri dari kaisar Taehyung menatap sang putri marah. "Beraninya kau menolak kaisar, apa kau tidak tahu berapa banyak wanita yang menginginkan kesempatan seperti dirimu?"

"Ibu.." kaisar Taehyung menghentikannya. Senyumnya masih sama, meski jika dilihat lebih dekat tangannya sudah hampir berdarah Karena terus menekan sisi runcing singgasana untuk menahan dirinya. "Dia bukan gadis biasa, dan aku.. menerima semua yang dia inginkan."

"Apa?"

Bisik-bisik seantero ruang tahta mulai bergaung.

Apa maksud kaisar?

Dia akan membiarkan putri Lalisa?

"Jadi.." Taehyung mencoba terlihat sebisa mungkin, sementara Namjoon di sisinya melirik ke arah jenderal Jungkook yang bergeming di tempatnya dengan wajah lega. "Siapa yang ingin kau nikahi, sampai kau.. datang begitu jauh, tuan putri?"

Pandangan sang putri terlihat gamang. "Pria yang telah memenangkanku adalah pria yang hebat, yang berhati lembut dan yang telah membuktikan jika dirinya layak untuk itu." Airmatanya mendadak jatuh, "aku.. tidak tahu apa dia juga memiliki perasaan yang sama. Tapi aku hanya ingin dia tahu, kalau aku tidak pernah mengharapkan siapapun selain dia."

The Empress of Fire (TaeLiceKook) [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang