Lama lama kapok juga gue sama yang namanya cinta lah, bucin lah, inilah itulah, sungguh, omong kosong!!
****
Selesai memakan makanannya, Anggi langsung pergi meninggalkan kedua temannya yang sedang ngobrol santai tepatnya ghibah.
Anggi pergi ke kelas untuk mencari seseorang, ya, siapa lagi kalau bukan mencari Serena? Dia takut jika Sese marah kepadanya mungkin hubungan pertemanan mereka akan retak, ya lagian kenapa sih semalam dia harus ke kamar mandi kan akhirnya dia jadi sakit hati.
Anggi terlihat memasuki kelas, ya, yang pertama menyambutnya adalah tatapan sinis semua cewek sok imut disana, mereka benar benar benci alias iri dengan kecantikan Anggi yang memikat kaum fackboy di sekolah ini, entah karena apa, darimana menariknya dia?
Yang kedua setelah memasuki kelas disambut dengan tatapan penuh kebencian dari seorang mulut tuman seperti Sasha ini, namun dia tak memperdulikan nya, dia hanya ingin bertemu Sese, sosok yang sebenarnya nggak kalah saing dengan Sasha, ia dia— Sese juga dekat dekat dengan Revan tapi gak pernah sampai mesum, palingan ngobrol hangat aja.
“Se, gue mau ngomong sama lo bila lo ada waktu sebentar,” ucapnya dengan nada yang agak ragu ragu, Serena yang kini sedang membaca buku pun terhenti, kini tatapannya beralih dari sebuah buku ke seorang yang merasa bersalah karena tak menghadiri acara ulang tahun nya.
“Mau ngomong apa Nggi? Lo nggak perlu kok ngerasa bersalah ke gue,” ucapnya menghela nafas, pasti Anggi akan kepikiran, ah itu malah akan membuat si baik Sese kepikiran, dasar teman gak tau alamat.
“Kok lo tau aja gue mau ngomong soal kemarin ke lo?” Sese tak menjawab ditanyai begitu, dia malah kini lebih fokus ke buku novel yang sudah terbit dari aplikasi oranye itu.
“Lo marah ya sama gue?” tatapan kecewanya kini makin menjadi, ah sudahlah, dia menyerah, mau bagaimana lagi, kemarin dia kehilangan mood nya bahkan dia tak sadar sedang berada di acara orang karena kekesalannya tersebut.
“Gue nggak marah Nggi, Revan udah ceritain kejadian kemarin ke gue,” mendengar kata itu tak membuat Anggi bereaksi apakah Sese mengetahui Pernikahan nya atau tidak, dia hanya bisa mengelus dadanya karena pertemanan nya dengan Sese masih bisa di lem alias diperbaiki.
“By the way Ceritain lo apa?” Tanya Anggi mulai kepo, bukan karena apa, setau dia Revan orang pendiam kok mau cerita lewat mulut bagian mananya?
“Kejadian salah paham di WC,” ucapnya mengedipkan sebelah matanya, Anggi mengangguk paham lalu pergi meninggalkan Sese yang lagi lagi hanya fokus pada bukunya, ada apasih dengan buku itu kok udah kek kehipnotis aja?
Anggi melihat kedua temannya yang saat ini sedang melambai ke padanya, keningnya berkerut, dah kayak ada masalah besar aja, mereka tuh kerjanya malu maluin gue. Kira kira begitulah gumam Anggi, dia kemudian berjalan kearah kedua sahabatnya itu.
“Lo ngapain sih? Emang gue gak denger apa? Berisikkk tauk!” ucap Anggi berjalan cepat menuju kearah dua sahabatnya itu sembari menutup telinganya seolah dia memang merasa keberisikan yang amat sangat.
“Eh Nggi, tadi Dira susuk di basecamp kita di kantin!” Lantas dia mau berteriak gitu? Kenapa kalau Dira duduk di tempatnya? Masalah baginya? Baginya Dira itu cowok nggak peka yang mau aja dibodohi cewek pinter kek Anggi itu, ya pinter nya dalam maksud lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding With Two Love Two Way
RomanceKetika cewek pendiam bertemu dengan cowok cerewet yang terkurung dalam lemari es dan sudah sama sama memiliki pacar. Lalu harus menikah? Kisah manis dimulai saat mereka memutuskan pacar yg bukan takdir mereka. lantas dapatkah mereka hidup begini? Ma...