Part 23: membaperkan.

7 1 0
                                    

Anggi dengan usil, kini ingin mengangetkan abangnya yang sekarang masih saja pacaran online di room online.

Eh? Anggi melihat abangnya yang sedang bersandar di balkon, dia sedang mendengarkan lagu di hapenya dengan menggunakan headset nya, Anggi menarik nafas, dia kemudian duduk di pinggir abangnya, ya, sekali kali lah dia mau caper.

“Bang,” panggil Anggi menggoyang tubuh Abangnya, hingga abangnya yang membuka kelopak matanya kemudian menoleh kearah Anggi.

“Apa? Dah selesai pacarannya?” Tanya Abangnya dengan santai, dia kemudian memandang kearah depan, karena dilihatnya Anggi tak peduli dengan ucapannya barusan. Ah, tentu. “Pacaran lo bilang bang? Bukannya lo ya yang pacaran?” Tanya Anggi dengan nadanya yang kini agak dibuat buat.

Ron memandangnya dengan senyum sinis, kemudian dia mengambil ponselnya dan pergi dari balkon itu, sudah jam sepuluh saja sejak dia tak melakukan apa apa dari jam setengah sembilan tadi.

Anggi mengikuti langkah kaki abangnya dengan berlari kecil, abangnya yang menyadari hal itu pun langsung terhenti, dia kemudian menatap Anggi, adiknya. “Gue gak pacaran Nggi, lo kan yang pacaran sampe nyuruh Revan buatin mi segala buat lo?” Tanya abangnya, dia pikir ini akan membuat Anggi skakmat. Yang pertama Anggi lakukan, dia komat-kamit menirukan abangnya yang sedang berbicara, kedua, dia balas itu dengan mulut pedas ala netizen Indonesia yang berselancar di Internet.

“Kenapa bang? Tumben perhatian, apa lo udah putus sama Diana?” Mendengar perkataan Anggi itu, membuat kupingnya panas, oke, yang dikatakan Anggi memang benar dimana dia baru saja putus dengan Diana pacarnya. 

“Untung ya lo adik gue. Kalo bukan udah gue sleding lo!” ucap abangnya yang kemudian kembali berjalan menuju lemarinya, mengambil pakaiannya, dia menuju kamar mandi yang juga berada di kamarnya. Sementara kini Anggi hanya bisa senyum senyum, tuh kan benar dugaannya, kalau abangnya memang baru putus.

Anggi membaringkan tubuhnya, bukan di spring bed seperti biasanya, kali ini dia berbaring di sofa milik kamarnya dengan posisi tengkurep dan jendela kamar yang terbuka, bahkan pintu untuk menuju balkon juga dibuka, untuk mencari udara di siang yang panas ini.

Anggi membuka hapenya, dia kemudian melihat WhatsApp messenger nya dimana terdapat banyak buah pesan, ada yang dari Sisca, dari Vania, dari Grup pergibahan Cewek, bahkan ada lagi yang dari Revan. Dia kemudian membaca satu persatu isi dari pesannya.

Vania: Heh Nggi, lo jangan nangis ya? Gue minta maaf, tapi itu kenyataan nya, Nggi! (Emoji minta maaf)

Oke beralih pesan Dari Vania memang hanya satu.

Sisca: Eh Nggi, katanya udah dilabrak noh si penghianat dari belakang wkwkwk (emoji ngakak)

Sisca: Vania mantep bet emang njirr (emoji nangis dan patah hati) gue aja sampe bengek dibuatnya (emoji nangis )

Sisca: Eh, btw sekarang keadaan lo dah membaik ? (Emoji tanya dan tanda seru)

Me: udahan (emoji jempol)
Thank ya buat lo!

Sisca: eh emang gue  ngapain?

Me: cepet banget lo balesnya.
Anjirr dah

Sisca: wkwkwk...

Oke, kini perbincangan antar mereka berdua selesai, setelah itu, Anggi mengecek grup pergibahan Cewek.

Vania: Eh tadi gue hampir aja nabrak Ferarri 250 GTO. Deg-degan gue njirr (emoji kecewa)

Sisca: wkwkwk, gak papa. Niat lo baik kok buat nolongin Anggi ngehajar tuh penjahat yang lebih kejam dari Sasha.(emoji tertawa lepas)

Wedding With Two Love Two Way Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang