part 25: ENDING BAHAGIA

10 1 0
                                    

Anggi dilarikan ke rumah sakit, karena dia demam dadakan ntah karena apa, yang jelas Ron sudah memakai mobilnya sendiri untuk mengantarkan Anggi kemari, tapi dia sudah menghubungi kedua orang tuanya, namun tidak untuk masalah Anggi diculik tadi itu.

Anggi masih menangis sampai sekarang, namun abangnya berusaha menenangkannya, sekeras apapun di mencoba, tetap saja Anggi menangis.

“Nggi, lo sebenarnya kenapa heh? Cerita ke Abang lah, lo kan beruntung punya Abang kek gue,” ucap Ron hingga membuat Anggi menoleh, air matanya masih menetes, ini benar benar membuat Ron sangat bingung, harus berbuat apa lagi agar menegangkan adiknya.

“Bang,” kini, Anggi mulai membuka mulutnya, dia menarik dalam dalam nafasnya..

“Gue kangen kehidupan gue sebelum ada masalah dari Gue dan Revan, hingga pake nikah seminggu segala, sementara gue udah jujur dari awal semuanya, bang.” Ucap Anggi, dengan kesedihan nya yang tak dapat ditahan lagi, dia memburu nafas, menangis selalu membuatnya membutuhkan banyak oksigen.

Ron menghela nafas, kalau soal masalah itu, belum bisa ia percayai hingga sekarang. Tapi melihat tangisan Anggi, kok dia sendiri jadi tidak tega begini. Ron mengiyakan, bahwa dia percaya. Namun tak semudah itu, Anggi masih menangis, dia tahu Ron pasti berbohong.

“Bang,” panggil Anggi, sekali lagi, dengan mengelap air matanya, cukup sudahi semua kebohongan ini. Abangnya menunduk memandang wajah Anggi yang kini sedang terbaring.

“Gue bakal sudahi semua ini, udah saatnya gue jujur semuanya ke lo, ini langsung dari Sasha,” ucap Anggi dengan tatapan matanya yang meyakinkan, tak bisa melihat letak kebohongan nya. Ron mengangguk, namun tetap berhati hati, bagaimanapun dia tak akan percaya.

***

Di lain tempat, Revan kini duduk, tapi dia merasakan ada yang janggal, tak butuh waktu lama, dia mengecek saku belakangnya, saat ia lihat, ada sebuah kertas kecil di situ, mungkin kertas buku, disana tertulis, By Anggi.

Revan langsung memutar otaknya, dia ingat saat Anggi memeluknya tadi, mungkin nya, Anggi sengaja memasukan surat ini, untuk semacam kode mungkin. Revan tersenyum, apapun isinya, harus dia baca.

Mencintaimu? Itu sebenarnya, bisa dibilang anugerah. Bukan karena apa, kamu adalah orang yang paling aku kenal selama aku hidup, kedua setelah keluargaku.

Aku menulis ini secara dadakan, ada Sasha yang menceritakan semuanya ke aku, dan katanya sih, Sasha boleh menceritakannya ke kamu karena kehilangan mu membuatnya menyesal.

Dia itu, Sasha. Dia adalah orang yang memiliki orang tua yang sangat kaya, mungkin yang itu kamu udah tau. Dia begitu dicintai banyak orang terutama di sekolah kita. Tapi, katanya, dia cuma suka kamu, bahkan sikapnya menggila dan mengotori nama baik keluarganya, demi mendapatkan cinta kamu.

Tapi, dulu, dia sering banget mendapati kita yang menjadi perhatian banyak orang, sementara kita jauh jauhan sampe nggak pernah ketemu. Disaat itulah, Sasha mulai benci sama aku.

Saat itu juga, aku nggak tahu sama sekali, apa salahku. Tapi malas sekali aku menanyakan semua itu ke dia, apalagi sampai sekarang Kami memang masih jadi musuh sejati.

Sejak hari itu, sehari sebelum hari Sabtu lebih tepatnya malam Minggu waktu kita di fitnah seseorang, dimana Sasha dengan begitu seriusnya memberikan kontrak pada seseorang yang juga sekelas dengannya. Temanku yang bisa kamu panggil, Serena.

Wedding With Two Love Two Way Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang