Anggi mengibaskan bukunya, dia begitu berkeringat saat ini, entah kenapa sejak kehadiran guru galak di kelas ini membuat ruangan gerah satu kelas.
“Heh! Jangan mengibaskan buku mu di kelas ku!” Teriak Bu Mari—— Guru baru yang galak—— membuat Anggi ditatap orang satu kelas, membuatnya malu saja.
Anggi merasa kepalanya lebih pusing dari hari hari biasanya, ya bagaimana tidak, dari tadi ia masuk sekolah sudah di pergoki dua temannya.
“Hayo kencan sama siapa itu?!”
“Hayo!!”
“Ngaku! Dira apa Revan?!”
“Nggak mau ngaku?”
“Gue anggap lo punya selingkuhan baru!“
Perkataan itu masih berputar putar di kepalanya membuat kelas ini makin membosankan, apalagi mapel nya adalah matematika. Pelajaran dengan waktu terpanjang di dunia.
Setelah tak terlihat lagi batang punggung nya, kelas Anggi menjadi ricuh, tiba tiba Vania dan Sisca berlari ke meja Anggi dan mendobraknya.
“Dih, lo itu pada ngapain sih? Gila ye lu?” Tanya Anggi mengelus dadanya, orang dia sedang fokus dengan tugas juga, kini pikirannya semakin kacau.
“Hayo, Dira apa Revan?” Tanya Sisca mendobrak meja berkali kali hingga menimbulkan suara berisik kemana saja.
“Lo berdua jangan buat gue makin pusing, capek gue tuh!” Ucap Anggi memijat pelipisnya, rasa pening semakin menjadi karena dirinya berteriak. Kedua sahabatnya yang tidak percaya itu langsung menatap penuh menyelidik, Anggi itu pintar sekali akting! Batin Sisca dan Vania, mereka tidak boleh tertipu. Titik.
“Vani, ambilin minum gue,” ucap Anggi yang makin lama keadaannya makin menjadi, Vania segera mengambilkan air, dan menyondorkan botol air temannya itu. Anggi menerimanya langsung meneguk dengan cepat. Bahkan, dalam sekejap mata, sudah dia habiskan satu botol Mizone besar.
“Duh, kepala gue pusing banget!” Anggi menjadikan tangannya sebagai bantal, entah kenapa bisa dia se pening ini.
“Heh, jawab, Revan apa Dira? Jujur!” Sisca kembali mendobrak meja, membuat Anggi menghela nafas panjang, urat kesabarannya masih ada.
“Gue tadi malem pergi sama Revan, itupun juga cuma sebentar.” Memiringkan kepalanya, dengan senyum tipis, daripada dia harus membentak tapi keduanya tetap akan keras kepala.
“Cie ngaku!! Tos Sis!” Vania langsung mendorong tubuh Sisca, padahal niatnya hanya tos.
“Siwalan ya lo?” Sisca langsung mengejar Vania, membuat gadis yang mendorongnya itu langsung berlari dengan berteriak, bisa dibayangkan seberapa berisik mereka saat tidak ada guru...
“Hayo hayo hayo hayo hayo!!! (Mengetuk pintu dengan penghapus papan tulis), ketahuan kalian ya! Capek ibu ngomong keras keras masih aja pada begini?!!” Omel Bu Mari dengan nada marah dan wajahnya yang sudah merah padam, dia begitu malu karena terdengar semua guru dan murid di kelas ini, urat kesabarannya sudah digunting para muridnya. Iya dia memang punya mulut comel yang bikin darah orang lain mendidih.
***
Selesai jam pelajaran pertama, seperti biasa Anggi pergi ke kantin, namun berbeda dengan hari ini tidak ditemani kedua sahabatnya yang berada disampingnya seperti malaikat.
“Males banget Njirr gue dikasih pr MTK, eh semua pr juga males ding.”
Anggi menggaruk kepalanya, kali ini dia tidak boleh minta bantuan Revan, dia harusnya minta bantuan abangnya, tapi... Berapa banyak naskah sinetron yang dia keluarkan untuk abangnya mengerjakan pr nya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding With Two Love Two Way
RomanceKetika cewek pendiam bertemu dengan cowok cerewet yang terkurung dalam lemari es dan sudah sama sama memiliki pacar. Lalu harus menikah? Kisah manis dimulai saat mereka memutuskan pacar yg bukan takdir mereka. lantas dapatkah mereka hidup begini? Ma...