bab 2

22 2 0
                                    

Sepulang sekolah

“ Aduh lemes
banget nih badan, ” ucapnya pada diri sendiri lalu membaringkan tubuhnya di ranjangnya yang empuk.

“ Kok abang belum pulang juga ya duh makin lama nih nanti urusannya, ” lanjutnya dengan nada menggerutu, pr dikumpulkan hari Senin, sementara pr nya sendiri banyak sekali, MTK dan fisika, sementara malam Minggu dan hari Minggu dia rutin berjalan jalan dengan dua temannya, rasa pusing semakin bertambah, kesal.

“ Assalamualaikum, ” mendengar itu, Anggi langsung membulatkan matanya dengan sempurna, tanpa menjawab salam dari abangnya dia buru buru mengambil buku pr nya, lalu memberikannya ke abangnya dengan senyum manis untuk merayu.

“ Kerjain pr gue bang, ” dengan senyum manis, cuma untuk merayu, abangnya tau itu, tapi selalu tak tega jika ditolak. Adiknya membuat perasaannya campur aduk, tapi dia percaya, mungkin hanya rasa cinta sebatas kakak beradik.

“ Jawab salam gue aja kagak, males gile gue, ” ucapnya berpura pura mengantuk, sebenarnya memang dia capek sih.

“ Ah Abang ih, waalaikum salam, ”

“ Telat, ”

“ Yah Abang, plis lah bang, pr gue banyak banget dan susah susah!! ” Pinta Anggi dengan wajah sedih dan menghentakkan kakinya berkali kali.

“ No, kalau gini gue kaya ngebodohin lo, kerjain sendiri gih, ” ucap abangnya menaruh tas nya di ranjangnya, iya, dia memang seranjang degan adiknya karena mereka tinggal di perumahan yang tanahnya kecil, namun dengan harga fantastis.

“ Ih abang, masalah nya pr nya dikumpulin hati senin, ” kening Ron berkerut, bukankah ini hati Sabtu dan masih banyak waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah nya itu?

“ Lha kan lo ngumpulin nya hari Senin, masih banyak waktu Nggi, ” ucap Abang Ron seraya menyentil kening adiknya.

“ Hehe, Abang tau sendiri kan gue tuh orang pemalas, dan kalo gue kerjain ntar malem ato besok gue jadi kehilangan momen sama temen gue,  dan — ”

“ Dan lo itu harusnya ngerjain pr lo sekarang. Titik gak pake koma, ” ucap Abang Ron memotong ucapan Anggi, membuatnya merasa kesal, tuh kan, abangnya itu susah banget kalo dilawan, padahal ujung ujungnya juga mau.

“ Bang, lo kok gitu sih, sama gue? Gue kan masih mau menikmati hidup, kalau gue udah nggak nikmat juga gue lebih pilih mati dan biarin arwah gue ter— ”

“ Oke oke, jangan omong lagi, gue bakal kerjain pr lo, ” ucap Ron mengibaskan tangannya, yakin kalau Anggi pakai trik itu akan membuatnya tak berdaya.

“ Yey, makasih bang!! ” Anggi mengecup pipi abangnya lalu pergi ke kamar mandi, entah apa yang akan dilakukan adiknya itu.

“ Ron!! Lo dimana? ” Teriak seseorang dari luar kamar, lebih tepatnya rumah, Ron yang mendengar itu kemudian membuka jendela kamarnya, dia kemudian tersenyum melihat temannya datang.

“ Rev, udah siap lo pesta buat
ntar malem? ”  Tanya Ron, membuat pria bernama Revan itu tersenyum, dia mengangguk.

“ Sekarang lebih baik kita ke lapangan voli aja, daripada gabut kek
gini, ” ucap Revan mengajak kakak kelasnya, membuat Ron terpikir sejenak.

“ Bentar, gue mau kerjain
pr adik dulu, ” cie yang punya Abang pengertian seperti Ron, Revan jadi tertawa ngakak, ‘ Mereka udah kaya pacar seranjang aja, ’ batinnya.

“ Gue kok jadi iri ya, ” ucapnya lirih, kemudian kembali masuk ke mobilnya, mengendarainya dengan kecepatan sedang, dia tahu pasti lama lagi waktunya untuk menyelesaikan pr adiknya Ron itu.

Wedding With Two Love Two Way Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang