Ceklek... Tanpa mereka sadari Anggi masuk ke kamar mandi ini dan memergoki mereka berdua, tapi apa benar memergoki?
“Lo berdua lagi ngapain disini?” Ekspresi wajah Sasha yang baru saja gembira kini berubah menjadi muram dengan gadis pembawa sial itu, kalau bisa dia tidak bertemu dengan Anggi sehari saja. Tapi pada kenyataannya musuh yang selalu ingin dijauhi malah menjadi orang paling dekat denganmu, benarkan?
“Ngapa lo kesini? Ganggu kita pacaran aja,” tegas Sasha, dia merasa kesal, kenapa momen romantis ini malah menjadi kacau? Kalau bukan karena Anggi.
“Lo yang ngapa ganggu suami gue?!” Keceplosan, Anggi menjadi panas dingin sendiri, kenapa, kenapa dia harus mengatakan itu? Kejam sih, dia takut Sasha akan membongkar itu pada semua orang, apalagi dia kan murid populer.
Keringat dingin mulai muncul pada wajah mereka berdua, pucat pasi, jangan sampai satu orang membongkar ke semua orang.
“Heh, mana mungkin, Revan tu orang spesial, gak mungkin mau nikah ma cewek burik kek lo!” mendengar itu Anggi biasa saja sih, malah ada yang lebih tajam dari itu, tapi heh itu membuatnya terbakar, siapa juga yang burik tapi terkenal gara gara kaya? Menatap sinis, sengit sekali dengan Sasha itu.
“Iya, mana mungkin dia nikah ma gue,” berakting seolah olah seorang antagonis, padahal dia cinta kok sama Anggi, hanya saja perkataan itu begitu menyakitkan untuknya.
“Nggi, lo beneran kan nggak nikah sama Revan?” Tanya Dira memergoki tiba tiba, seolah olah dia seorang mata mata, memang dari tadi dia mengawasi sih.
Anggi yang mendengar itu jadi deg degan, ‘Ya Allah, harus apalagi gue? Gue tau pada akhirnya semua akan kebongkar, tapi kenapa harus secepet ini?’ Nada sedih, dia harus kuat.
“Ya, ya mana mungkin lah Dir, gue juga kan masih SMA, lagian lo inget kan gelar gue sebagai Jomblo sejati?” ucapan itu seolah tak terdengar ditelinga manapun, Dira kini sudah mendekat dengan wajahnya yang kebarat-baratan.
“Lo nggak jomblo, lo ada gue,” sembari menggerai rambut Anggi, membuatnya diam, Dir, maafin gue, belum saatnya lo punya derita, karena lo juga laki laki baik. Emang gue yang salah tapi gue gak tahu lagi harus gimana hiks...
Menyesal, Anggi hanya bisa diam mengusap air matanya, hatinya benar benar sesak memilih, kebahagiaan sebelum malam Minggu itu mana? Mengapa semuanya menghilang jadi derita?
“Gue mau pulang, anterin gue Dir,” ucap Anggi menepis tangan Dira lalu segera keluar dengan amarahnya yang meletup-letup namun dibanjiri air mata, tak ia sangka akan sesedih ini.
“Ok,” tentu dengan senang hati Dira menjawab, bagaimana tidak? Baru pertama ini Anggi mau membukakan hati untuknya, eh membukakan hati? Iya Dira sudah kege'eran dulu menyesal kemudian.
Dira mengikuti langkah Anggi yang menghentakkan kaki seolah dia benar benar ngambek, sebenernya kini Dira pun berfikir, kenapa bisa semarah itu Anggi hanya karena Sasha? Dia jadi ragu, sepertinya Anggi tidak pernah membuka hati untuknya.
“Ke rumah pindahan lo kan?” Anggi mengangguk, untuk sekarang jangan pikirkan aneh aneh dulu, hatinya belum di lem dan masih rapuh.
“Btw gue mau nanya Nggi, lo kok pindah sendiri?” pertanyaan itu tak dihiraukan, entah sampai berapa lama bisa disembunyikan, tapi yang jelas tak selamanya.
Dira menghela nafas, entah kenapa akhir akhir ini hubungannya dengan pacarnya itu menjadi canggung, jika bisa diakui, Anggi menyukai Dira, namun sebatas kakak beradik, hanya saja Dira membantah dengan sebuah sumpah. Ada ada memang.
Sekitar lima menit kemudian sampailah mereka di rumah besar yang indah bak hotel bintang lima, Anggi turun dari motor ninja Dira, lalu tanpa mengucapkan apapun, dia masuk kerumah meninggalkan Dira yang masih terpaku, perasaannya mengatakan beda sekali hubungannya dengan dulu, meski Anggi sering berkata kasar, namun nggak pernah sampai sejauh ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding With Two Love Two Way
RomanceKetika cewek pendiam bertemu dengan cowok cerewet yang terkurung dalam lemari es dan sudah sama sama memiliki pacar. Lalu harus menikah? Kisah manis dimulai saat mereka memutuskan pacar yg bukan takdir mereka. lantas dapatkah mereka hidup begini? Ma...