bab 13

8 2 0
                                    

Anggi memburu nafas, dia masih mengingat kejadian beberapa detik lalu yang lebih menyeramkan daripada pengalaman bertemu hantu.

"Udah, kamu gak perlu khawatir. Aku selalu ada buat kamu," ucap Revan yang mengelus lembut rambut gadis disampingnya itu. Terlihat sekali dia basah kuyup setelah melakukan perlawanan dengan dua lelaki.

Anggi hampir saja menangis, untungnya Revan yang seperti pahlawan Batman datang dengan cepat dan membasmi keduanya itu.

Pikiran Anggi saat ini masih berputar putar, kenapa setelah dia memutuskan Dira, dan tiba tiba dia mendapat kiriman. Dipikiran nya, maksud itu semua apa?

"hhh, udah, kamu gak perlu takut," ucap Revan kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, hingga lima belas menit kemudian sampailah mereka di rumah baru.

"Van, kalo mereka datang lagi kaya tadi, aku harus gimana?" Tanya Anggi, mana mungkin pula Revan akan terus disampingnya?

***

Dira melihat kearah cermin, lihatlah wajahnya yang berantakan di tengah malam begini, dia tidak bisa tidur, matanya seperti panda, dia benar benar merasa stres jikalah Anggi benar benar serius.

Dira menghela nafas, dia teringat kejadian tadi dimana kedua teman berandalan nya itu benar benar membuat Anggi terluka, setelah Anggi sendiri yang memutuskan hubungan secara sepihak.

Kalau begitu, Anggi benar benar tidak mau bersamanya lagi, itu yang membuat pikirannya kacau.

Tadi, dia dari balik dinding menyaksikan sendiri Anggi yang mencoba kabur berlari tak tahu arah. Kalau sudah begini dan Anggi mengetahuinya... Dira mengacak-acak rambutnya, bahkan wajahnya, ke-berandalan dalam dirinya tak lagi ada karenanya.

"Sial, kenapa juga harus dia? Gue nggak akan terima perbuatan mereka, gue maunya balikan sama Anggi! Tapi apa mungkin dia mau?! Arghhh!!!" Dira yang stres kembali mengacak acak Rambutnya, jiwanya kacau habis kena bencana alam, namun hanya mengurangi nyawa bukan membunuh nyawa.

"Dira, belom tidur kamu?" Tanya bundanya dari bawah. Mendengar itu Dira langsung mengumpat, dia kemudian memutuskan untuk tidur, walau matanya baru terpejam jam 2 malam.

***

Keesokan paginya, Dira kini sudah sampai di sekolahnya, dia berlari kencang karena ini sudah terlambat. Dan benar saja itu semua.

"Liat tuh pacarmu. Katanya baru putus kemarin ya Nggi? Wah pemberani lo," ucap Vania berbisik-bisik kemudian terkekeh, begitu pun Sisca.

"Eh anjir cepet banget sih beritanya nyebar? Baru aja gue putusin, dasar, mulut ke mulut emang ya," gerutu Anggi kesal, bagaimana nggak kesal sih? Masalah pribadinya saja seolah menjadi topik hangat di silet setajam pisau.

"Yahaha, cepet dong. Murid populer diajak putus sama ceweknya yang nggak populer, kita gercep dong cari info tentang beritanya, eaaa!" Ucap Sisca bergiliran kemudian mereka kembali diiringi tawa yang mengganggu dari keduanya.

"Heleh, bilang aja kemarin lo ngintip." Anggi mendengus kesal, berita memutuskan hubungan malah digaruk, sementara beritanya dicolok pisau malah didiamkan. Dasar Indonesia, suka sekali dengan masalah cinta cintaan orang populer, batin Anggi.

"Nggak kok, cuman vidio nya viral aja di sosmed. Apa lo belum nonton?" Tanya Sisca, keningnya berkerut. "heh lo itu yang bener, gue gak se-alay itu juga kales sampe sampe semua masalah gue garuk. Eh btw vidio apa maksud lo?" Anggi bertanya-tanya dalam hati.

Wedding With Two Love Two Way Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang