•Chapter 43•

417 39 28
                                    

"Augh!" erang pria ini begitu telponnya berdering. Sebenarnya ini sudah puluhan kali telponnya berbunyi, hanya saja sekarang ia sudah hilang kesabaran.

"Eoh?"gumamnya mengangkat telpon. Matanya masih tertutup dan kepalanya masih sakit karena alkohol yang ia minum semalam.

"Jin kau tidak bicara yang aneh-aneh kan semalam?!"teriak wanita ini dari balik telpon yang membuat Jin menjauhkan telponnya sedikit karena teriakan menggelegar itu.

"Kurasa tidak, aku langsung tidur"jawab Jin menggaruk kepalanya, sebenarnya ia tidak ingat sepenuhnya, tapi ia tahu ia hanya tidur saja begitu didalam mobil.

"Kau serius?"Tanya Moonbyul memastikan. "Memang kau pikir aku akan bicara tentang apa?"

"Huh? Kau tidak ingat?"Suara Moonbyul kembali berubah panik. "Tidak..."jawab Jin diiringi dengan gelengan walaupun Moonbyul tidak bisa melihatnya.

"Aish...."umpat Moonbyul dari ujung sana yang membuat Jin mengerutkan dahinya. "Yah, kau kenapa?" tanya Jin inosen dan setengah bingung.

"Kau hampir saja membocorkan hubungan kita tadi malam, pabo-ya"omel Moonbyul yang membuat Jin menutup mulutnya. "Jinja? Tapi mereka tidak tahu kan?"

"Mereka sedikit curiga tapi sepertinya mereka tidak mempercayaimu, dan sekarang kau yakin kan tidak bicara apa-apa pada mereka selagi didalam mobil?" Tanya Moonbyul lagi dengan cepat.

Jin terdiam, ia hanya ingat tubuhnya diseret oleh Ken dan Sandeul kedalam mobil, setelah itu ia tidak ingat lagi. "Aku yakin aku tertidur"jawab Jin beberapa detik kemudian.

"Bagus kalau begitu, jika tidak, awas ya"ancam Moonbyul.

"Byul..." rengek Jin mendengar ucapan kekasihnya itu. "Jangan marah-marah"

"Aku tidak akan marah kalau kau tidak mengatakan hal itu pada mereka" balas Moonbyul tegas.

"Augh, Byulyi jika masalah seperti ini tidak bisa diajak bercanda" batin Seokjin selagi ia menghela napasnya. "Apa kau baik-baik saja?"

Pertanyaan dari Moonbyul membuat Jin tersenyum manis dipagi hari ini. Walaupun Moonbyul lebih dulu menanyakan hal ini dari pada keadaannya, tapi tetap saja kekasihnya itu orang yang amat perhatian. "Sedikit" jawab Jin masih tersenyum-senyum.

"Ya sudah nanti aku akan kesana"

"E–eoh"Jawab Jin mengangguk. Nikmatnya memiliki Moonbyul sebagai kekasihnya, tanpa diminta Moonbyul mengerti kebutuhan Jin dan melakukan apa yang Jin butuhkan dengan sangat baik. Telpon mereka pun terputus diakhiri Moonbyul yang mengatakan akan berangkat sebentar lagi ke apartemen Seokjin.

"Bayangkan saja jika aku menikah dengan Byulyi...ah betapa perhatiannya dia"gumam Seokjin tersenyum-senyum, tapi senyumnya memudar ketika mengingat kata-kata Tn. Moon beberapa hari yang lalu. Keraguan dan ketakutan kembali menyelimutinya, keraguan akan kemampuannya menjaga hubungan ini dengan Moonbyul, ketakukan ketika membayangkan Moonbyul tidak berakhir dengannya dan memilih orang lain disaat ia telah menyimpan banyak skenario untuk masa depan berdua.

"Kapan ya aku dan Byulyi bisa begitu?"

"Atau..."

"Bisakah aku dan Byulyi begitu?" pertanyaan ini membuat ketakutan dan keraguan Jin makin besar.

Bisakah?

Sedang termenung Jin dikagetkan dengan panggilan telpon dari Ken tanpa waktu lama ia pun mengangkatnya. "Jin-ah!" sapa Ken hangat. "Wae?" Tanya Jin bangkit dari kasurnya.

"Kau sudah bangun?"tanya Ken sekedar basa-basi, tapi mengingat Ken membicarakan Moonbyul semalam membuat Jin kesal mendengar pertanyaan itu.

About Us [ Moonbyul x Jin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang