[29] Si Osis Sadis

809 51 7
                                    

haiii,,,apa kabarr nihh borr?

masii setia nungguin cerita ini update gaa?

ramekan komen kalian disetiap paragraf yaa biar aku semakin semangat untuk updatee<33

ummm jangan lupa juga tinggalin vote kaliann yaa🤩

PENTING!!! SEBAGIAN PART AKAN AKU PRIVATE JADI FOLLOW DULU BIAR BISA BACA!!!

-happy reading-

"Diam adalah caraku untuk memendam semua amarah."
-Diandra Aurelani

****

Selama di sekolah, Diandra terus saja menjauhi Alvaro. Alasannya satu, Alvaro membuatnya kecewa. Sudah berapa kali Alvaro membujuk Diandra namun hasilnya nihil, Diandra bersikeras menjauhi Alvaro.

"Dra, jelasin sama gue dimana salahnya. Jangan diemin gue kayak gini Dra," Alvaro menghela nafasnya pasrah tapi ia tak boleh menyerah.

Diandra memutar bola matanya malas, "Kesalahan lo, lo pikir sendiri!" Tegas Diandra lalu melangkah menuju kantin. Alvaro tak tinggal diam, ia juga mengikuti Diandra dari belakang.

Semua pandangan mata murid-murid SMA Ganesha tertuju pada kedua sejoli yang menjadi perbincangan di SMA Ganesha. Terlihat disana Alvaro terus saja membuntuti Diandra tanpa lelah.

Setelah memesan es teh manis, Diandra berhendak untuk duduk di kursi kantin. Lagipun ia juga sudah lelah dikejar-kejar oleh Alvaro.

"Gitu dong Dra, capek gue," nafas Alvaro terngos-ngosan sebab mengejar Diandra terus. Sesekali ia meneguk ai mineral yang baru saja ia beli.

"Udah tau capek kenapa masih ngejar gue terus sih," gerutu Diandra kesal seraya menatap arah lain tanpa mau menoleh Alvaro yang duduk berhadapan dengannya.

Alvaro memegang satu tangan Diandra sesekali ia mengelus-elus nya, "Kalo cinta apapun dilakuin. Mau dia kabur gue bakal ikut karena gue cinta." Ujar Alvaro seraya menatap Diandra, "Gue cinta sama lo Dra,"

Apa? Cinta? Haha bulshitt Varo.

"Lo kalo mau jadiin gue mainan please jangan gue. Gue gak kuat Al." Ucap Diandra seraya menatap mata emerald milik Alvaro.

Alvaro tertawa dan membuat Diandra kebingungan, "Lo ngomong apa sih Dra, siapa yang mau mainin hati lo?"

"Gak usah belagak gak tau deh."

"Hey sini liat gue," Suruh Alvaro namun Diandra tak mau menuruti, kedua tangan Alvaro menangkup kedua pipi chubby milik Diandra dan menatap mata gadis itu lekat-lekat, "After meet you Dra, gue udah naruh perasaan sama lo. Ya seharusnya gue gak jatuh cinta sama lo tapi hati gue berkata lain Dra," Alvaro melepas kedua tangannya dari pipi Diandra dan beralih memegang kedua tangan Diandra, "Gue tau lo pasti geram banget kan gue gak peka hm?" Tanya Alvaro pada Diandra yang masih menatapnya.

"B aja tuh," jawab Diandra ketus. Alvaro hanya terkekeh mendengar jawaban darinya.

Alvaro menghela nafasnya, "Sekarang gue mau tanya sama lo, gimana perasaan lo sama gue hm?"

Baru saja Diandra hendak membuka mulutnya, Kirana datang lebih dulu dan merengek pada Alvaro. Caper banget!

"Al anter aku Al," rengek Kirana seraya mendorong-dorong lengan Alvaro.

Alvaro menatap Diandra sejenak lalu beralih menatap Kirana, "Anter kemana sih?"

"M—mama Al, m—mama," nafas Kirana ngos-ngosan bahkan rasa cemas juga ada.

ᴛʜᴇ ᴄᴏᴏʟ ᴋᴇᴛᴏsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang