009.Mimpi buruk

14 11 0
                                    

009.Mimpi buruk

💦💦💦

Zara berada di atas gedung yang sangat tinggi. Di hadapannya adalah Angel. Angel mulai mendekat dengan membawa pisau Zara pun mulai mundur sampai punggungnya menambrak pembatas gedung itu.

"M-mbak Angel mau ngapain mbak, Zara gak punya salah sama mbak tolong jangan kayak gini mbak." Ucap Zara dengan tangis dan juga ketakutan.

Angel tetap saja mendekat kearah Zara. "Lo denger yah bocah gue yang bakal dapetin mas Alif bukan lo dan kalo gue gak bisa dapetin mas Alif itu artinya lo juga gak boleh dapetin dia." Dengan senyum psycho nya.

"Mbak istighfar mbak Zara gak bakal ambil pak Alif dari mbak kok." Dengan suara bergetar dan tangis.

"Lo pikir gue gak tau apa kalo lo itu sebenernya suka dan mau sama mas Alif saking lo gak bilang sama siapa-siapa kan." Angel mulai berbicara dengan tinggi.

"Enggak mbak." Mata Zara membelalak karena Angel telah menusuk perutnya.

"Lo bakal mati dengan gue lempar dari atas gedung." Dan benar saja Angel mendorong Zara dari atas gedung.

"Aaaaaa." Teriak Zara dengan nafas mengebu-ngebu. Ternyata itu semua hanyalah mimpi.

Zara melihat jam dan ternyata sudah jam 18.15 yang artinya berarti sudah maghrib. Zara bangun dari tidurnya menuju kamar mandi untuk mandi dan juga berwudhu.

Setelah melaksanakan sholat zara duduk si balkon ditemani kopi. Zara tengah berpikir.

"Gue kok bisa mimpi kayak gitu sih, kan gue gak ada hubungannya sama pak Alif, apa gue ini emang bener ada perasaan sama pak Alif." Lirihnya di kalimat terakhir.

"Enggak kan perasaan gue cuman buat Rio yah meskipun nantinya dia gak bakal tau tentang perasaan ini." Zara senyum untuk menguatkan dirinya.

Zara berpikir akan menceritakan mimpinya kepada Velly. Zara menghubungi Velly janjian di coffeeshop favorit mereka.

"Eh mau kemana Zar? Udah malem hini?" Selidik Hermanto saat melihat sangat putri berdandan rapi dan hendak keluar.

"Zara mau ketemu sama Velly yah." Jelas Zara kepada sang ayah.

"Jam segini?"

"Gak akan lama kok yah nanti juga kalo kemaleman Zara minta jemput sama kak Vian kalo gak gitu ya kak Radit." Jelas Zara berusaha menenangkan sang ayah yang khawatir.

"Yaudah deh, Hati-hati dijalan ya sayang." Ucap Hermanto.

Zara pun pergi dari rumah menggunakan taksi. Harusnya Zara sudah sampai di kafe namun dia malah terjebak macet. Tak lama setelah kemacetan yang cukup padat Zara pun sampai dikafe.

Zara langsung masuk untuk mencari Velly."zar.. Disini."lambai Velly.

Zara sempat terkejut disebabkan Velly tidak sendirian melainkan bersama cowok. Kalian tau siapa dia? Putra.

"Kok putra iku juga." Tanya Zara.

"Iya dipaksa." Sambil menunjuk ke Velly.

"Enggak kok zar dia sendiri yang mau ikut."

"Udan-udah gak usah ribut." Zara merasa sangat bersyukur sekali memiliki sahabat yang selalu ada seperti Velly dan juga teman seperti putra.

"Jadi mau cerita apa zar?" Tanya Velly tiba-tiba.

"Jadi gue disini buat nungguin kalian curhatan gitu." Putra merasa kesal.

"Enggak juga anggap aja kita first date."

My-Life scenario | END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang