015.Kepergian Zara

13 10 0
                                    

015.kepergian Zara

”Seharusnya aku mempertegas perasaan ini sebelum kepergianmu, aku hanya berharap kita dipertemukan lagi. ”

💦💦💦

Hari ini adalah hari kepergian Zara ke Jerman namun sebelum pergi Zara. Memutuskan untuk mengajak Alif bertemu untuk sekedar minta maaf dan juga berpamitan.

Zara tetap datang di taman yang sama meski tak ada jawaban dari Alif. Zara berkali-kali mengecek ponselnya namun tetap tak ada kabar dari Alif.

"Apa pak Alif bener-bener kecewa ya sama gue." Zara merasa resah.

Zara tetap menunggu, namun yang ditunggu tak kunjung datang. Sampai hujan pun mulai turun dan mendadak menjadi sangat deras. Zara tetap tak beranjak dari tempatnya.

Zara menangis dalam hujan itu. Waktu telah berjalan selama sekitar 1 jam dan dalam waktu itu juga Zara berasa dalam derasnya hujan.

Tak lama ponselnya berdering. Zara segera mengangkatnya. Zara mengangkat dengan perasaan senang.

"Pulanglah, tak usah menunggu lagi saya gak akan  datang."

Pupus sudah harapan Zara, tangisnya semakin menjadi-jadi. Sampai tiba-tiba sebuah payung berasa diatas kepalanya. Zara mendongak.

"Lo itu emang bener-bener keras kepala ya, kalo dia emang gak dateng ya udah pulang gak perlu lo sampek kyak gini." Marahnya.

Itu adalah Taiger entah muncul dari mana yang pasti Zara saat ini merasa kecewa. Zara bahkan tak sempat menanyakan kenapa Taiger ada disini itu karena Zara kehilangan kesadarannya.

💦💦💦

Zara mulai mendapatkan kesadarannya. Meski masih terasa pusing tapi Zara bangun dari tidurnya. Mengingat kejadian semalamnya. Pintu kamarnya terbuka menampilkan Taiger dengan nampan makanan dan minum.

"Gimana keadaannya, udah enakan. Kayaknya demamnya juga udah mendingan." Taiger menaruh tanganya di dahi Zara.

"Udah gak papa bang, makasih ya." Ujarnya dengan senyum.

"Udah nih lo makan aja dulu." Taiger memberikan Zara makananya lalu pergi dari kamar Zara.

Zara merasa senang karena Taiger sekarang ada untuknya. Zara hampir saja lupa hari ini adalah keberangkatan nya ke Jerman. Tapi ia belum berpamitan dengan Talita dan juga Hermanto.

"Rick, kerumah bisa gak gue butuh bantuan lo." Ucapnya dalam telpon.

"Iya, gue kesana kebetulan udah selesai packing. Lo jangan ngomong lupa."

"Hehehe, iya. Tapi tenang aja gue packingnya cepet kok."

Zara menutup telpon nya dan menuju meja untuk menuliskan surat ia hanya akan menulis surat. Zara terlalu malu untuk menemui mereka. Meski hatinya mengatakan mau tapi akalnya menolak.

Tok tok

"Zar, gue masuk ya." Ucapnya dari luar kamar.

"Masuk aja bang." Taiger melihat Zara yang telah rapi.

"Lo mau kemana zar, belum juga sembuh." Taiger menjadi sangat cerewet.

"Bang Zara udah sembuh kok, nih liat aja." Zara mencoba meyakinkan Taiger.

"Tap-" Ucapnya terpotong. "Udah bang percaya deh sama Zara, Zara pergi dulu ya sama Erick." Zara pergi tanpa menunggu jawaban Taiger.

Di luar mansion Zara terdapat mobil sport warna hitam dan terdapat Erick bersandar di body mobil.

My-Life scenario | END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang