020. Wedding Day

10 10 0
                                    

020.Wedding Day

"Apa kau mau mempermainkan ku lagi ha?" bentaknya.

"Kau tak tau yang sebenarnya Vel." Velly terkekeh.

"Memangnya apa yang aku tak tau?"

"Ikutlah denganku." Putra menarik tangan Velly dan masuk ke lift.

Tujuanya kini adalah lantai 10 dimana kantornya berada. Didalam lif hanya ada keheningan dan juga tangan putra masih menegang tangan Velly. Saat sampai diruangan Putra velly menghentakkan tangan. Sedangkan Putra mengunci pintu.

"Put apa yang kau lakukan?" Velly Benar-benar tak mengerti situasi macam apa ini.

"Duduklah." ucapnya lembut.

Putra menuntun Velly untuk duduk di sebuah sofa yang berada dalam ruangan Putra. Setelah duduk Putra menatap lekat Velly. Hal itu membuat Velly malu.

"Dengarkan ini baik-baik. Kau telah salah paham 5 tahun lalu." Velly tetap setia mendengar kan penjelasan Putra.

Flashback on

"Sayang, kita hari ini bakal ngapain aja?" ucap manja gadis itu.

"___" Putra sama sekali tak menggubris gadis itu.

Tiba-tiba saja dagis itu mendekat seakan posisi mereka sedang berciuman orang akan salah paham dengan posisi ini.

Kreek

Suara itu membuat putra menoleh kearah belakang dan segera mendorong gadis tadi dan dia berlari mengejar siapa sosok yang menimbulkan suara. Dan dia melihat Velly berlari ditengah hujan. Entahlah tiba-tiba saja hujan tiba.

"Shitt, dia pasti bakal salah paham sama gue." dia memutuskan kembali kepada perempuan tadi.

Putra mencengkram pundak gadis itu. "Dengerin gue baik-baik ya. Jauhin gue dan gak usah Kegatelan sama gue." Putra meninggalkan gadis itu begitu aja.

Flashback off

"Sebenarnya kau tak perlu lari saat itu. Jika kau datang meminta penjelasan aku akan menjelaskannya." ucapnya lembut dengan memegang tangan Velly.

Tiba-tiba saja Velly terisak dengan menunduk. Putra mengangkat wajah Velly.

"Lihatlah aku." Velly pun menatap dalam mata putra.

Hal itu membuat Velly semakin terisak rasanya sakit saat dia mengingat saat itu. Dan lebih sakitnya lagi dia telah menuduh putra yang tidak-tidak.

"Tenanglah, ini semua telah berakhir kamu gak perlu merasa bersalah." putra memberi pelukan.

"A-aku minta maaf aku udah benci sama kamu selama ini." ucap Velly.

"It's okay. Udah dong nangisnya nanti jelek lho." Velly terkekeh dan memukul lengan putra.

"Vel.." panggilnya lembut.

"Ha?"

"Menikahlah denganku."

"H-hah?"

My-Life scenario | END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang